BAB 1 Muhammad Faza Esfandhiar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Faza Esfandhiar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Faza Esfandhiar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Faza Esfandhiar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Faza Esfandhiar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Muhammad Faza Esfandhiar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Faza Esfandhiar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Pulau Belitung yang terletak di sabuk timah Asia Tenggara memiliki kekayaan endapan timah
yang melimpah baik itu berupa endapan primer maupun placer. Selain timah, terdapat mineral
ikutan timah (MIT) seperti rutil, monasit, xenotim, dan zirkon, yang berpotensi untuk
dimanfaatkan dalam industri modern. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran MIT
dengan memanfaatkan teknologi pengindraan jauh resolusi tinggi dengan metode band ratio,
principal component analysis, dan linear spectral unmixing. Selain itu, pemetaan spektroskopi
gamma dilakukan untuk mendata kadar unsur radioaktif yaitu potasium (K, %), ekuivalen
uranium (eU, ppm), dan ekuivalen thorium (eTh, ppm). Analisis sebaran MIT difokuskan pada
area bukaan lahan seperti area pertambangan dan bekas tambang (tailing). Hasil penelitian
menunjukkan adanya sebaran MIT yang berbeda-beda, dengan goetit tersebar di area tambang
Batu Besi PT Timah, serta MIT lainnya seperti rutil, monasit, dan zirkon tersebar di area
tambang pasir silika, tambang timah inkonvensional, dan beberapa bukaan pasir silika. Analisis
spektroskopi gamma menunjukkan kadar K bervariasi dari 0–9,63%, eU dari 0,015–59,55 ppm,
eTh dari 0,1–92,54 ppm, dan laju dosis dari 2,52–500,76 nGy/h. Anomali unsur eTh, eU, dan
laju dosis terkonsentrasi di daerah Granit Tanjungpandan. Berdasarkan hasil ini, daerah-daerah
yang berpotensi memiliki kandungan MIT dapat dipetakan. Informasi yang diperoleh dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam eksplorasi sumber daya MIT di masa
depan.