digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini mengevaluasi karakteristik fisik, kimia, dan radioaktivitas tanah permukaan di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, yang memiliki tingkat radiasi alami tertinggi di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi mekanisme pengayaan uranium (U), thorium (Th), dan kalium (K) melalui analisis geokimia dan mineralogi. Sebanyak 21 sampel diuji menggunakan metode XRF untuk menentukan komposisi unsur, XRD untuk identifikasi mineral, serta analisis pengaruh pH dan fraksi tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapukan dan lateritisasi berperan dalam pengayaan U dan Th, terutama pada tanah dengan pH rendah dan tekstur liat, sedangkan pengayaan K lebih dominan pada tanah ber-pH tinggi dengan tekstur pasir. Pengukuran radioaktivitas menggunakan Spektrometer Gamma HPGe mencatat aktivitas rata-rata 648±15 Bq/kg (226Ra), 1370±29 Bq/kg ( 232Th), dan 642±16 Bq/kg (40K), yang melebihi rata-rata global. Ambient dose equivalent yang diukur menggunakan NaI(Tl) Scintillator dan Geiger Muller Counter (GMC) menunjukkan rata-rata masing-masing 454,78 nSv/h dan 768,82 nSv/h, yang juga tergolong tinggi. Perhitungan dosis efektif tahunan outdoor mencapai 1,36 mSv (GMC) dan 0,36 mSv (NaI(Tl)), jauh melampaui rata-rata global. Temuan ini menegaskan bahwa Mamuju diklasifikasikan sebagai wilayah dengan radiasi latar belakang alamiah tinggi (HNBRA).