Penelitian ini mengevaluasi karakteristik fisik, kimia, dan radioaktivitas tanah
permukaan di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, yang memiliki tingkat radiasi
alami tertinggi di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi mekanisme
pengayaan uranium (U), thorium (Th), dan kalium (K) melalui analisis geokimia
dan mineralogi. Sebanyak 21 sampel diuji menggunakan metode XRF untuk
menentukan komposisi unsur, XRD untuk identifikasi mineral, serta analisis
pengaruh pH dan fraksi tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapukan dan
lateritisasi berperan dalam pengayaan U dan Th, terutama pada tanah dengan pH
rendah dan tekstur liat, sedangkan pengayaan K lebih dominan pada tanah ber-pH
tinggi dengan tekstur pasir. Pengukuran radioaktivitas menggunakan Spektrometer
Gamma HPGe mencatat aktivitas rata-rata 648±15 Bq/kg (226Ra), 1370±29 Bq/kg
(
232Th), dan 642±16 Bq/kg (40K), yang melebihi rata-rata global. Ambient dose
equivalent yang diukur menggunakan NaI(Tl) Scintillator dan Geiger Muller
Counter (GMC) menunjukkan rata-rata masing-masing 454,78 nSv/h dan 768,82
nSv/h, yang juga tergolong tinggi. Perhitungan dosis efektif tahunan outdoor
mencapai 1,36 mSv (GMC) dan 0,36 mSv (NaI(Tl)), jauh melampaui rata-rata
global. Temuan ini menegaskan bahwa Mamuju diklasifikasikan sebagai wilayah
dengan radiasi latar belakang alamiah tinggi (HNBRA).