Perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan kebutuhan akan perangkat lunak
juga semakin meningkat. Selain itu, peningkatan kebutuhan tersebut menyebabkan
pengembangan perangkat lunak menjadi harus cepat dan fleksibel. Salah satunya
adalah kebutuhan akan penggunaan sistem e-learning yang dapat mendukung
pembelajaran secara daring. Penelitian ini menggunakan pendekatan pembangunan
berbasis komponen sebagai alternatif untuk pengembangan perangkat lunak dengan
cepat dan fleksibel. LMS Moodle sebagai sistem yang bersifat open source
digunakan sebagai alternatif untuk membangun perangkat lunak e-learning dengan
studi kasus materi analisis dampak lalu lintas (Andalalin). Penelitian ini melakukan
perbandingan pembangunan sistem dari awal dengan pembangunan sistem yang
memanfaatkan komponen yang sudah ada untuk membuktikan pembangunan
berbasis komponen dapat digunakan sebagai alternatif pengembangan perangkat
lunak. Perbandingan dimulai dari langkah-langkah pengembangan, kemudahan dan
kesulitan masing-masing metode, usaha yang harus dikeluarkan, sampai dengan
masalah waktu yang harus dikeluarkan. Perhitungan estimasi usaha dan waktu
dilakukan dengan menggunakan metode adjusted story points (ASP) untuk
metodologi Scrum dan COCOMO untuk metodologi CBSE. Untuk mengetahui
fleksibilitas pembangunan berbasis komponen menggunakan Moodle, penelitian
ini membangun komponen tambahan yang terkait dengan kebutuhan studi kasus.
Setelah itu, dilakukan pengujian secara fungsional dan nonfungsional terhadap
keseluruhan sistem e-learning yang dibangun menggunakan Moodle. Penelitian ini
juga mengemukakan model penambahan komponen yang dapat digunakan untuk
komponen tambahan yang berbasis web. Hasil perbandingan yang dilakukan dalam
penelitian ini menunjukkan langkah pengembangan dengan pembangunan berbasis
komponen lebih sederhana dibandingkan dengan pembangunan dari awal. Namun,
hasil estimasi usaha yang didapatkan untuk masing-masing metodologi tidak dapat
diperbandingkan, dengan nilai ASP yang digunakan untuk menghitung estimasi
usaha adalah 1.1832 untuk metodologi Scrum dan 1.89 ManMonth untuk
metodologi CBSE dari perhitungan COCOMO. Sementara itu, hasil estimasi waktu
yang didapatkan juga tidak menunjukkan keunggulan penggunaan metodologi
CBSE karena hasil yang didapatkan adalah 12 minggu atau 3 bulan untuk
ii
metodologi Scrum dan 3.18 untuk metodologi CBSE. Model penambahan
komponen yang digunakan untuk mengintegrasikan komponen tambahan berbasis
web ke dalam Moodle berhasil diimplementasikan. Hasil evaluasi sistem e-learning
Andalalin yang sudah dibangun menunjukkan kebutuhan pembelajaran materi
Andalalin dapat dipenuhi. Selain itu, pengujian performa, yang dilakukan
menggunakan Moodle Benchmark, menunjukkan bahwa lingkungan, dimana
tempat sistem Moodle diimplementasikan, mempengaruhi performa sistem
tersebut. Dari hasil pengujian kegunaan dan kuesioner, sistem yang dibangun
dengan Moodle dinilai tidak menyulitkan responden. Selain itu, penggunaan sistem
manajemen pengetahuan tersebut dinilai membantu responden memahami materi
Andalalin.
Perpustakaan Digital ITB