digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan kebutuhan akan perangkat lunak juga semakin meningkat. Selain itu, peningkatan kebutuhan tersebut menyebabkan pengembangan perangkat lunak menjadi harus cepat dan fleksibel. Salah satunya adalah kebutuhan akan penggunaan sistem e-learning yang dapat mendukung pembelajaran secara daring. Penelitian ini menggunakan pendekatan pembangunan berbasis komponen sebagai alternatif untuk pengembangan perangkat lunak dengan cepat dan fleksibel. LMS Moodle sebagai sistem yang bersifat open source digunakan sebagai alternatif untuk membangun perangkat lunak e-learning dengan studi kasus materi analisis dampak lalu lintas (Andalalin). Penelitian ini melakukan perbandingan pembangunan sistem dari awal dengan pembangunan sistem yang memanfaatkan komponen yang sudah ada untuk membuktikan pembangunan berbasis komponen dapat digunakan sebagai alternatif pengembangan perangkat lunak. Perbandingan dimulai dari langkah-langkah pengembangan, kemudahan dan kesulitan masing-masing metode, usaha yang harus dikeluarkan, sampai dengan masalah waktu yang harus dikeluarkan. Perhitungan estimasi usaha dan waktu dilakukan dengan menggunakan metode adjusted story points (ASP) untuk metodologi Scrum dan COCOMO untuk metodologi CBSE. Untuk mengetahui fleksibilitas pembangunan berbasis komponen menggunakan Moodle, penelitian ini membangun komponen tambahan yang terkait dengan kebutuhan studi kasus. Setelah itu, dilakukan pengujian secara fungsional dan nonfungsional terhadap keseluruhan sistem e-learning yang dibangun menggunakan Moodle. Penelitian ini juga mengemukakan model penambahan komponen yang dapat digunakan untuk komponen tambahan yang berbasis web. Hasil perbandingan yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan langkah pengembangan dengan pembangunan berbasis komponen lebih sederhana dibandingkan dengan pembangunan dari awal. Namun, hasil estimasi usaha yang didapatkan untuk masing-masing metodologi tidak dapat diperbandingkan, dengan nilai ASP yang digunakan untuk menghitung estimasi usaha adalah 1.1832 untuk metodologi Scrum dan 1.89 ManMonth untuk metodologi CBSE dari perhitungan COCOMO. Sementara itu, hasil estimasi waktu yang didapatkan juga tidak menunjukkan keunggulan penggunaan metodologi CBSE karena hasil yang didapatkan adalah 12 minggu atau 3 bulan untuk ii metodologi Scrum dan 3.18 untuk metodologi CBSE. Model penambahan komponen yang digunakan untuk mengintegrasikan komponen tambahan berbasis web ke dalam Moodle berhasil diimplementasikan. Hasil evaluasi sistem e-learning Andalalin yang sudah dibangun menunjukkan kebutuhan pembelajaran materi Andalalin dapat dipenuhi. Selain itu, pengujian performa, yang dilakukan menggunakan Moodle Benchmark, menunjukkan bahwa lingkungan, dimana tempat sistem Moodle diimplementasikan, mempengaruhi performa sistem tersebut. Dari hasil pengujian kegunaan dan kuesioner, sistem yang dibangun dengan Moodle dinilai tidak menyulitkan responden. Selain itu, penggunaan sistem manajemen pengetahuan tersebut dinilai membantu responden memahami materi Andalalin.