digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Diah Ayu Pratiwi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Diah Ayu Pratiwi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Diah Ayu Pratiwi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Diah Ayu Pratiwi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Diah Ayu Pratiwi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Diah Ayu Pratiwi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Diah Ayu Pratiwi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Diah Ayu Pratiwi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Diah Ayu Pratiwi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Bendungan Jatiluhur merupakan infrastruktur yang berperan dalam penyediaan air, pembangkit listrik, dan pengendalian banjir di Jawa Barat. Stabilitas struktur bendungan menjadi sangat penting untuk memastikan keamanan operasionalnya. Proyek ini bertujuan untuk melakukan pemantauan deformasi secara komprehensif di Bendungan Jatiluhur dengan menggunakan metode Interferometric Satellite Aperture Radar (InSAR), terestris, inklinometer, dan satu metode baru yang menjadi luaran dari proyek ini, yakni pemantauan dengan Global Navigation Satellite System (GNSS) berbiaya rendah. Hasil pemantauan metode-metode tersebut digunakan sebagai dasar analisis deformasi Bendungan Jatiluhur berupa besaran, kecepatan, dan arah deformasi yang disimpan dalam satu sistem Basis Data Pemantauan Deformasi Bendungan Jatiluhur tahun 2016- 2025. Basis data memuat data displacement dan settlement pada masing-masing metode pemantauan berdasarkan data-data yang telah diolah relatif terhadap posisi referensinya. Berdasarkan hasil analisis data, settlement yang terjadi berada pada rentang 0,02 – 0,84 cm/tahun menggunakan metode sipat datar dan 0,04 – 1,09 cm/tahun menggunakan metode InSAR. Displacement yang terjadi berada pada rentang 0,02 – 0,39 cm/tahun menggunakan metode terestris dan 0,009 – 0,41 cm/tahun menggunakan metode InSAR. Displacement pipa pemantauan berada pada rentang 0,23 – 2,49 cm/tahun menggunakan metode inklinometer. Displacement dan settlement yang terjadi di Bendungan Jatiluhur tergolong pada batas aman karena berada di bawah ambang batas bahaya deformasi berdasarkan standar International Commission on Large Dams (ICOLD), Clements, dan United State Bureau of Reclamation (USBR). Data displacement dan/atau settlement dikorelasikan dengan tinggi muka air dan hasilnya menunjukkan korelasi yang lemah hingga kuat. Hasil pemantauan deformasi disimpan dalam satu sistem basis data dalam format Structured Query Language (SQL) sesuai standar International Organization for Standardization (ISO) 19156 dan ISO 8601. Pembangunan sistem GNSS berbiaya rendah dimulai dengan pembuatan receiver yang terdiri dari komponen penerima sinyal GNSS, komponen daya, dan komponen penyimpanan yang diintegrasikan dalam web sebagai controller. Sebelum pemasangan sistem GNSS, dilakukan pengecekan kualitas alat untuk memastikan fungsinya. Setelah uji coba, dilakukan pemasangan GNSS berbiaya rendah pada satu titik pantau. Sistem GNSS berbiaya rendah dapat merekam data secara kontinu dan terintegrasi dengan laman web sehingga memudahkan proses pemindahan data untuk pemantauan jarak jauh. Sistem basis data deformasi dan sistem GNSS berbiaya rendah diharapkan dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam pengelolaan bendungan secara berkelanjutan.