digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Arman Arisman
PUBLIC Open In Flipbook Perpustakaan Prodi Arsitektur

Perkembangan teknologi digital dalam arsitektur telah membuka peluang baru dalam mengeksplorasi bentuk arsitektural melalui pendekatan komputasional. Salah satu pendekatan yang semakin banyak dibahas adalah desain generatif, yaitu sistem yang memungkinkan penciptaan alternatif bentuk secara otomatis berdasarkan parameter dan algoritma tertentu. Namun, meskipun sistem ini berpotensi memperluas ruang eksplorasi, banyak sistem generatif belum sepenuhnya mendukung cara kerja arsitek secara alami. Penelitian ini berangkat dari kesenjangan antara potensi sistem generatif dan kebutuhan eksplorasi kreatif arsitek, khususnya dalam tahap desain skematik yang bersifat konseptual dan reflektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara sistematis bagaimana desain generatif, melalui bentuk interaksinya dengan arsitek, dapat dioptimalkan untuk mendukung eksplorasi ide dan meningkatkan kreativitas desain. Tujuan utama penelitian ini adalah: (1) menganalisis pengaruh desain generatif terhadap proses kreatif arsitek dalam eksplorasi bentuk, (2) mengevaluasi kualitas interaksi arsitek dan sistem desain generatif terhadap hasil desain kreatif, serta (3) merumuskan prinsip rancangan sistem desain generatif yang selaras dengan pola kerja arsitek pada tahap desain skematik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kombinatif kuantitatif dan kualitatif dalam kerangka eksperimen desain terkontrol. Data diperoleh dari tiga tahapan simulasi eksplorasi bentuk menggunakan perangkat desain generatif berbasis algoritma genetika, yang melibatkan arsitek dengan pengalaman profesional 2–6 tahun. Proses eksplorasi direkam secara audio-visual dan dianalisis melalui metode Protocol Analysis dan skema pengkodean aktivitas kognitif. Sementara itu, hasil desain dievaluasi oleh panel arsitek senior menggunakan Consensual Assessment Technique (CAT) untuk menilai orisinalitas, kualitas arsitektural, dan relevansi kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem desain generatif memberikan kontribusi nyata dalam memperluas ruang eksplorasi bentuk arsitektural, khususnya saat arsitek diberi kendali terhadap pengaturan parameter bentuk. Interaksi aktif antara arsitek dan sistem tidak hanya menghasilkan lebih banyak variasi solusi, tetapi juga memperkuat refleksi dan improvisasi selama proses desain. Namun demikian, efektivitas sistem sangat dipengaruhi oleh Perceived Ease of Use (PEOU), Perceived Usefulness (PU), dan kemampuan sistem dalam memberikan umpan balik yang sesuai dengan strategi berpikir arsitek. Penelitian menemukan bahwa mode eksplorasi yang terbuka, fleksibel, dan iteratif lebih berpeluang menghasilkan desain yang dinilai kreatif oleh para ahli. Temuan lainnya mengindikasikan bahwa kreativitas desain bukan hanya hasil dari keluaran bentuk akhir, tetapi juga ditentukan oleh kualitas proses interaksi selama eksplorasi. Faktor-faktor seperti struktur parameter, kesempatan refleksi, dan dukungan sistem terhadap kendali pengguna terbukti berkontribusi terhadap variasi ide dan kualitas hasil desain. Dalam konteks ini, sistem desain generatif yang efektif perlu dirancang tidak hanya sebagai alat produksi bentuk, tetapi sebagai mitra intelektual dalam berpikir desain. Penelitian ini menawarkan spesifikasi karakteristik ideal perangkat generatif, termasuk fokus pada eksplorasi, dukungan terhadap refleksi kreatif, serta adaptabilitas terhadap strategi kerja arsitek. Dari sisi kebaruan, penelitian ini memberikan kontribusi orisinal dengan menggabungkan evaluasi proses dan hasil desain secara sistematik dalam konteks eksplorasi bentuk menggunakan sistem generatif. Selain itu, pendekatan metodologis yang mengintegrasikan analisis verbal, visual, dan penilaian ahli memberikan perspektif holistik terhadap dinamika kreativitas dalam perancangan arsitektur berbantuan komputer. Secara praktis, hasil penelitian dapat menjadi rujukan bagi pengembang perangkat lunak arsitektur untuk merancang sistem yang lebih selaras dengan kebutuhan eksplorasi ide. Secara teoretis, penelitian ini memperluas pemahaman tentang hubungan antara Human-Computer Interaction (HCI) dan kreativitas dalam konteks desain arsitektur digital. Kesimpulannya, pemanfaatan desain generatif dalam eksplorasi bentuk arsitektural memiliki potensi signifikan untuk mendukung peran kreatif arsitek, asalkan sistem dirancang dengan memperhatikan pola kerja, strategi berpikir, dan preferensi interaksi pengguna. Penelitian ini memperlihatkan bahwa keberhasilan desain generatif tidak semata-mata bergantung pada kecanggihan algoritma, tetapi pada seberapa jauh sistem dapat berkolaborasi secara aktif dalam proses berpikir dan eksplorasi ide arsitek. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya keilmuan arsitektur digital, serta menjadi pijakan bagi penelitian lanjutan mengenai sistem desain yang lebih humanistik dan adaptif.