Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bagaimana PT Telkom Indonesia dapat mengoptimalkan strategi Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui evaluasi dan analisis peringkat ESG yang diberikan oleh Morgan Stanley Capital International (MSCI). Meskipun Telkom Indonesia telah mempertahankan peringkat ESG di level "A" selama empat tahun terakhir, stagnasi dalam peringkat tersebut menunjukkan adanya kesenjangan signifikan dalam mencapai standar tinggi yang ditunjukkan oleh pemimpin industri global. Situasi ini menegaskan perlunya identifikasi mendalam terhadap risiko-risiko ESG dalam operasional perusahaan serta perbaikan strategis agar tetap kompetitif dan lebih sesuai dengan praktik internasional terbaik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif deskriptif. Data primer dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dengan empat informan utama yang secara langsung mengelola dan mengawasi strategi ESG di Telkom Indonesia, meliputi tim Sustainability Master Plan Development, Komite Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Unit Group Sustainability, dan divisi Investor Relations. Data sekunder diperoleh secara sistematis dari laporan tahunan perusahaan, laporan keberlanjutan, dan dokumentasi peringkat ESG dari MSCI. Analisis data dilakukan menggunakan thematic analysis dengan bantuan perangkat lunak NVivo, didukung oleh content analysis terhadap dokumen perusahaan yang relevan untuk memastikan keandalan dan validitas temuan melalui triangulasi metodologis.
Penelitian ini secara spesifik menjawab dua pertanyaan penting: (1) Bagaimana peringkat ESG dapat secara efektif mengidentifikasi risiko signifikan dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam operasional Telkom Indonesia? dan (2) Bagaimana peringkat ESG ini dapat secara sistematis digunakan untuk merancang, mengembangkan, dan menyempurnakan strategi ESG perusahaan? Temuan penelitian menunjukkan bahwa peringkat ESG MSCI memainkan peran penting dalam mengidentifikasi risiko ESG signifikan, terutama di area intensitas karbon tinggi dalam aspek lingkungan serta pengelolaan privasi data dalam aspek tata kelola. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa peringkat ESG tidak hanya berfungsi sebagai alat kepatuhan, tetapi juga sebagai panduan strategis yang membantu organisasi dalam mengembangkan strategi ESG yang komprehensif, relevan, dan dapat diimplementasikan secara efektif. Integrasi strategis ini mendukung proses pengambilan keputusan serta meningkatkan keberlanjutan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini merekomendasikan beberapa inisiatif strategis, termasuk percepatan adopsi energi terbarukan, penguatan kebijakan dan praktik pengelolaan privasi data, serta pengembangan kerangka komunikasi ESG yang kuat untuk secara efektif melibatkan investor dan pemangku kepentingan lainnya. Implementasi rekomendasi ini diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan profil ESG Telkom Indonesia, berpotensi memperbaiki akses ke pendanaan berkelanjutan, mengurangi risiko operasional, dan memperkuat kepercayaan pemangku kepentingan.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini memberikan kontribusi signifikan baik dalam literatur teoritis maupun pemahaman praktis mengenai bagaimana peringkat ESG dapat dimanfaatkan secara strategis dalam konteks korporasi, khususnya bagi perusahaan milik negara di pasar berkembang seperti Indonesia. Dengan menyajikan pendekatan terstruktur dalam mengintegrasikan peringkat ESG ke dalam strategi organisasi, studi ini memberikan panduan praktis bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja keberlanjutan, reputasi, serta keunggulan kompetitif jangka Panjang
Perpustakaan Digital ITB