Perpustakaan Digital ITB

Penelitian ini membahas tantangan pengadaan yang dihadapi oleh AHATEX, produsen tekstil berkelanjutan di Indonesia, dalam memperoleh limbah Polyethylene Terephthalate (PET) berkualitas tinggi untuk model produksi sirkular. Ekosistem daur ulang Indonesia yang belum berkembang, ditandai dengan fragmentasi rantai pasokan, inkonsistensi kualitas, dan kesenjangan infrastruktur, mendorong pergeseran strategis menuju pengadaan sumber secara internasional. Oleh karena itu, Untuk mengoptimalkan pemilihan perusahaan pemasok, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka kerja pengambilan keputusan multikriteria (MCDM) yang mengintegrasikan Metode Jumlah Tertimbang (Weighted Sum Method) dan Metode Rasio, dengan lima kriteria utama yang divalidasi melalui Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) oleh jajaran direksi: harga dan kualitas yang masing-masing memiliki bobot 24,13%, diikuti waktu pengiriman sebesar 18,96%, biaya pengiriman 15,51%, serta kemampuan pemasok 17,24%. Dari 16 pemasok internasional yang dipersyaratkan berdasarkan standar teknis ketat seperti kepatuhan limbah PET transparan, lima vendor dievaluasi secara mendalam, dan SPZ terpilih sebagai pemasok optimal dengan skor WSM 0.8452494. Berkat keunggulannya dalam waktu tunggu selama 5 hari, biaya pengiriman kompetitif sebesar $6,48 per ton, dan skalabilitas produksi mencapai 17.000 MT. Kerangka kerja ini memungkinkan AHATEX untuk memitigasi volatilitas rantai pasokan, menyelaraskan pengadaan dengan tujuan ekonomi sirkular, serta membangun strategi sumber global yang skalabilitas dan hemat biaya, sekaligus berkontribusi pada literatur operasi berkelanjutan dengan mendemonstrasikan penerapan metodologi MCDM dalam konteks daur ulang di pasar yang sedang berkembang.