Pada industri Teknologi Pendidikan yang berkembang pesat, kinerja operasi
menjadi fokus organisasi untuk ditingkatkan agar dapat bertahan di tengah
persaingan ketat. Penelitian ini mengeksplorasi praktik yang ada serta tantangan
dalam praktik manajemen pengetahuan (MP) di divisi operasi Dicoding dan
bagaimana mengoptimalkan kinerja operasi melalui praktik MP. Sebagai salah
satu pemain kunci dalam lanskap EdTech dengan portofolio klien yang beragam,
divisi operasi menghadapi beberapa tantangan dalam kolaborasi, dokumentasi,
peningkatan keterampilan, dan orientasi. Tantangan-tantangan ini menunjukkan
celah dalam praktik MP yang menghambat divisi operasi mencapai kinerja
optimalnya.
Terdapat tiga pertanyaan penelitian yang dijawab dalam studi ini: (1) Apa saja
praktik manajemen pengetahuan yang ada di divisi operasi Dicoding? (2) Apa saja
masalah pada manajemen pengetahuan yang menghambat divisi operasi Dicoding
meningkatkan kinerja operasinya? dan (3) Apa rencana implementasi manajemen
pengetahuan yang dapat disarankan untuk mengoptimalkan kinerja operasi di
divisi operasi Dicoding? Untuk menjawab setiap pertanyaan penelitian secara
komprehensif, peneliti menggunakan metode kualitatif dan analisis tematik untuk
menganalisis data. Untuk mengumpulkan data primer, peneliti melakukan
wawancara mendalam dengan tujuh responden dari divisi operasi dan satu
responden dari industri lain dengan divisi khusus untuk mengimplementasikan
manajemen pengetahuan. Untuk peserta internal, semua level peserta dilibatkan
mulai dari COO hingga program officer, memastikan perspektif komprehensif
mengenai data yang diperlukan. Analisis tematik menggunakan perangkat lunak
NVivo untuk mengidentifikasi dan mensintesis pola yang paling sering muncul di
seluruh wawancara.
Terdapat 12 tema yang muncul dari 136 kode unik. Selanjutnya, tema-tema ini
dikategorikan menjadi tiga dimensi berbasis SECI: praktik yang ada, masalah yang
muncul, dan rencana implementasi yang direkomendasikan. Sebagai salah satu
model penciptaan MP yang paling populer, SECI terdiri dari empat mode utama,
termasuk Sosialisasi, Eksternalisasi, Kombinasi, dan Internalization, yang
menjelaskan bagaimana pengetahuan tacit yang dimiliki individu dieksternalisasi,
dikembangkan, dipelihara, dan ditransfer kembali ke individu tertentu. Studi ini menemukan bahwa dalam hal praktik yang ada, mode Sosialisasi sebagian besar
terjadi secara informal melalui transfer pengetahuan dan meminta bantuan rekan
kerja, eksternalisasi cenderung tidak diprioritaskan dan tersebar, kombinasi
dibatasi oleh kesenjangan keterampilan teknis yang signifikan, dan internalisasi
sangat bergantung pada pembelajaran dan eksplorasi mandiri. Masalah-masalah
yang ada ini berdampak pada kinerja operasi.
Studi ini mengusulkan empat rencana tindakan terstruktur yang selaras dengan
model SECI untuk mengoptimalkan kinerja operasi. Rencana tindakan pertama
adalah Program Berbagi MP (Sosialisasi) bertujuan untuk mendukung berbagi
pengetahuan rutin dengan menanamkan sesi berbagi pengetahuan ke dalam
rutinitas dwi-mingguan. Kedua, Gerakan Dokumentasi Utama (Eksternalisasi)
untuk membuat dokumentasi wajib juga memusatkan sumber daya pengetahuan
menggunakan Wiki perusahaan dan Basecamp. Ketiga, Optimalkan Proses dan
Kemampuan Teknis (Kombinasi) berusaha untuk menetapkan ekspektasi yang jelas
bagi karyawan non-teknis, juga menciptakan perpustakaan otomatisasi yang lebih
umum, dan Pembelajaran Internal Terstruktur (Internalization) untuk
memperkenalkan kamus kompetensi formal dan mendelegasikan juara
pengetahuan untuk memimpin inisiatif peningkatan keterampilan rekan kerja.
Masing-masing rencana ini dirancang untuk mengurangi friksi MP, meminimalkan
upaya yang berlebihan, dan mendukung pengembangan karyawan yang memenuhi
tujuan divisi.
Dengan mengimplementasikan praktik MP ke dalam rutinitas operasi, studi ini
mengungkapkan bagaimana pengetahuan menjadi aset yang mendukung
pertumbuhan karyawan dan peningkatan berkelanjutan. Meskipun rencana
tindakan belum diimplementasikan, rencana tersebut dirumuskan berdasarkan
kesesuaian internal dan praktik terbaik dari industri lain yang sangat dinamis.
Analisis tematik didasarkan pada lebih dari enam jam wawancara, terdiri dari
lebih dari 130 kode awal yang difokuskan pada 12 tema utama, dan triangulasi
dengan validasi industri.
Studi ini berkontribusi pada bidang MP strategis dengan menyediakan diskusi
empiris tentang bagaimana kerangka SECI dapat diterapkan untuk
mengidentifikasi kesenjangan MP yang praktis dan kritis, juga menerjemahkannya
ke dalam rencana tindakan yang berorientasi kinerja. Secara praktis, ini
menawarkan Dicoding rencana implementasi yang berorientasi tindakan untuk
menjembatani kesenjangan keterampilan, merampingkan kolaborasi, dan
memformalkan pengetahuan sebagai strategi untuk mengoptimalkan kinerja
operasi. Di masa depan, penelitian dapat berfokus pada evaluasi hasil dari
rencana tindakan ini untuk mengidentifikasi keuntungan yang dapat diukur.
Perpustakaan Digital ITB