digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada industri Teknologi Pendidikan yang berkembang pesat, kinerja operasi menjadi fokus organisasi untuk ditingkatkan agar dapat bertahan di tengah persaingan ketat. Penelitian ini mengeksplorasi praktik yang ada serta tantangan dalam praktik manajemen pengetahuan (MP) di divisi operasi Dicoding dan bagaimana mengoptimalkan kinerja operasi melalui praktik MP. Sebagai salah satu pemain kunci dalam lanskap EdTech dengan portofolio klien yang beragam, divisi operasi menghadapi beberapa tantangan dalam kolaborasi, dokumentasi, peningkatan keterampilan, dan orientasi. Tantangan-tantangan ini menunjukkan celah dalam praktik MP yang menghambat divisi operasi mencapai kinerja optimalnya. Terdapat tiga pertanyaan penelitian yang dijawab dalam studi ini: (1) Apa saja praktik manajemen pengetahuan yang ada di divisi operasi Dicoding? (2) Apa saja masalah pada manajemen pengetahuan yang menghambat divisi operasi Dicoding meningkatkan kinerja operasinya? dan (3) Apa rencana implementasi manajemen pengetahuan yang dapat disarankan untuk mengoptimalkan kinerja operasi di divisi operasi Dicoding? Untuk menjawab setiap pertanyaan penelitian secara komprehensif, peneliti menggunakan metode kualitatif dan analisis tematik untuk menganalisis data. Untuk mengumpulkan data primer, peneliti melakukan wawancara mendalam dengan tujuh responden dari divisi operasi dan satu responden dari industri lain dengan divisi khusus untuk mengimplementasikan manajemen pengetahuan. Untuk peserta internal, semua level peserta dilibatkan mulai dari COO hingga program officer, memastikan perspektif komprehensif mengenai data yang diperlukan. Analisis tematik menggunakan perangkat lunak NVivo untuk mengidentifikasi dan mensintesis pola yang paling sering muncul di seluruh wawancara. Terdapat 12 tema yang muncul dari 136 kode unik. Selanjutnya, tema-tema ini dikategorikan menjadi tiga dimensi berbasis SECI: praktik yang ada, masalah yang muncul, dan rencana implementasi yang direkomendasikan. Sebagai salah satu model penciptaan MP yang paling populer, SECI terdiri dari empat mode utama, termasuk Sosialisasi, Eksternalisasi, Kombinasi, dan Internalization, yang menjelaskan bagaimana pengetahuan tacit yang dimiliki individu dieksternalisasi, dikembangkan, dipelihara, dan ditransfer kembali ke individu tertentu. Studi ini menemukan bahwa dalam hal praktik yang ada, mode Sosialisasi sebagian besar terjadi secara informal melalui transfer pengetahuan dan meminta bantuan rekan kerja, eksternalisasi cenderung tidak diprioritaskan dan tersebar, kombinasi dibatasi oleh kesenjangan keterampilan teknis yang signifikan, dan internalisasi sangat bergantung pada pembelajaran dan eksplorasi mandiri. Masalah-masalah yang ada ini berdampak pada kinerja operasi. Studi ini mengusulkan empat rencana tindakan terstruktur yang selaras dengan model SECI untuk mengoptimalkan kinerja operasi. Rencana tindakan pertama adalah Program Berbagi MP (Sosialisasi) bertujuan untuk mendukung berbagi pengetahuan rutin dengan menanamkan sesi berbagi pengetahuan ke dalam rutinitas dwi-mingguan. Kedua, Gerakan Dokumentasi Utama (Eksternalisasi) untuk membuat dokumentasi wajib juga memusatkan sumber daya pengetahuan menggunakan Wiki perusahaan dan Basecamp. Ketiga, Optimalkan Proses dan Kemampuan Teknis (Kombinasi) berusaha untuk menetapkan ekspektasi yang jelas bagi karyawan non-teknis, juga menciptakan perpustakaan otomatisasi yang lebih umum, dan Pembelajaran Internal Terstruktur (Internalization) untuk memperkenalkan kamus kompetensi formal dan mendelegasikan juara pengetahuan untuk memimpin inisiatif peningkatan keterampilan rekan kerja. Masing-masing rencana ini dirancang untuk mengurangi friksi MP, meminimalkan upaya yang berlebihan, dan mendukung pengembangan karyawan yang memenuhi tujuan divisi. Dengan mengimplementasikan praktik MP ke dalam rutinitas operasi, studi ini mengungkapkan bagaimana pengetahuan menjadi aset yang mendukung pertumbuhan karyawan dan peningkatan berkelanjutan. Meskipun rencana tindakan belum diimplementasikan, rencana tersebut dirumuskan berdasarkan kesesuaian internal dan praktik terbaik dari industri lain yang sangat dinamis. Analisis tematik didasarkan pada lebih dari enam jam wawancara, terdiri dari lebih dari 130 kode awal yang difokuskan pada 12 tema utama, dan triangulasi dengan validasi industri. Studi ini berkontribusi pada bidang MP strategis dengan menyediakan diskusi empiris tentang bagaimana kerangka SECI dapat diterapkan untuk mengidentifikasi kesenjangan MP yang praktis dan kritis, juga menerjemahkannya ke dalam rencana tindakan yang berorientasi kinerja. Secara praktis, ini menawarkan Dicoding rencana implementasi yang berorientasi tindakan untuk menjembatani kesenjangan keterampilan, merampingkan kolaborasi, dan memformalkan pengetahuan sebagai strategi untuk mengoptimalkan kinerja operasi. Di masa depan, penelitian dapat berfokus pada evaluasi hasil dari rencana tindakan ini untuk mengidentifikasi keuntungan yang dapat diukur.