digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini mengangkat isu biaya operasional produksi minyak dan gas di PT Pertamina EP Field XYZ, sebuah lapangan yang sudah tua di Sumatera, Indonesia, dimana operasional ESP didominasi oleh kontrak jasa dengan tarif yang tetap sepanjang waktu. Namun hal ini membebani keuangan perusahaan dimana 48 sumur dari 66 sumur menggunakan ESP yang dioperasikan oleh pihak ketiga. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi struktur biaya ESP saat ini, muali dari biaya jasa atau sewa ESP dan peralatan, biaya pembelian unit rangkaian ESP, biaya perawatan sumur, hingga biaya lainnya yang terkait dengan aktivitas operasional ESP. Selain itu, Analisa Weibull digunakan untuk memperkirakan runlife ESP di bawah model kontrak yang dioperasikan oleh Vendor yang ada. Hal ini memungkinkan perbandingan berbasis data antara kedua jenis model kontrak. Analisa Biaya Manfaat dilakukan untuk menilai implikasi finansial dari tiga scenario: (1) skenario baseline menggunakan model kontrak dengan tarif tetap, (2) skenario yang menerapkan pengoperasian ESP untuk 15 sumur baru menggunakan model kontrak dengan tarif runlife-indexed, dan (3) skenario dengan strategy menargetkan kehandalan ESP Vendor B dengan model kontrak tarif runlifeindexed untuk diterapkan pada sumur yang diperkirakan memiliki runlife panjang dengan ESP Vendor B berdasarkan Analisis Weibull. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kontrak jasa ESP dengan model kontrak runlife-indexed dapat menghasilkan penghematan biaya yang signifikan, terutama pada sumur dengan runlife ESP yang panjang seperti pada Skenario 3. Implementasi kontrak runlife-indexed berpotensi menjadi Langkah strategis PT Pertamina EP Field XYZ dalam upaya meningkatkan efisiensi biaya operasional dan menjaga stabilitas produksi, sekaligus menghadirkan alternatif yang lebih adaptif di lapangan minyak yang tua.