ABSTRAK_Nuraini Khadijah Sekar Savitri [13320088]
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab II
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab III
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Ruang operasi merupakan lingkungan steril yang sangat bergantung pada sistem ventilasi untuk menjaga kualitas udara demi melindungi pasien, tenaga medis, serta mencegah penyebaran kontaminan ke luar ruang operasi. Salah satu sistem yang umum digunakan adalah aliran udara laminar (LAF) yang mengarahkan udara bersih secara searah dari atas ke bawah untuk membilas partikel kontaminan secara kontinu. Namun, efektivitas sistem ini sangat dipengaruhi oleh konfigurasi ruang, keberadaan objek seperti tubuh manusia dan alat medis, serta variasi kecepatan aliran udara yang digunakan. Pemahaman yang komprehensif mengenai karakteristik aliran udara di ruang operasi menjadi hal penting untuk merancang sistem ventilasi yang aman dan efisien.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dua skenario utama aliran udara pada miniatur ruang operasi berskala 1:5,83, yaitu pola aliran dari inlet di plafon dan profil aliran dari wajah pasien yang merepresentasikan potensi sumber kontaminan. Pendekatan yang digunakan meliputi simulasi numerik menggunakan COMSOL Multiphysics versi 5.2a dengan model turbulen k-?, serta eksperimen fisik berbasis visualisasi asap dan pengukuran kecepatan aliran udara dengan anemometer. Pada kedua skenario, kecepatan aliran udara divariasikan untuk mengevaluasi arah aliran dominan, kestabilan pola, serta potensi terbentuknya zona stagnan dan pusaran (resirkulasi) yang dapat meningkatkan risiko paparan.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa pola aliran dari inlet mulai membentuk jet vertikal yang stabil pada kecepatan di atas 0,3 m/s yang mendekati karakteristik ventilasi ideal. Sementara itu, profil aliran dari wajah pasien menunjukkan aliran jet vertikal ke atas yang semakin kuat seiring meningkatnya kecepatan suplai dengan kecepatan puncak melebihi 9 m/s dan potensi menjangkau area langit- langit. Hasil eksperimen secara umum mendukung temuan dari simulasi, meskipun terdapat perbedaan minor yang disebabkan oleh keterbatasan instrumen dan visualisasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa kedua skenario aliran memiliki kontribusi signifikan terhadap pola distribusi kontaminan. Pendekatan gabungan antara simulasi dan eksperimen ini memberikan pemahaman yang lebih utuh dan aplikatif untuk mendukung desain sistem ventilasi ruang operasi yang efektif, adaptif, dan aman bagi lingkungan rumah sakit secara keseluruhan.
Perpustakaan Digital ITB