Pada zaman ini perkembangan kopi khususnya di Indonesia sebagai negara yang memproduksi
dan mengekspor biji kopi cukup besar. Berkaitan dengan hal tersebut, kopi di Indonesia
menjadi penghasil devisa terbesar keempat setelah minya sawit, karet, dan kakao. Salah satu
penghasil kopi terbaik di Indonesia berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di Garut ada salah
satu komunitas yang memproduksi kopi secara mandiri atau tidak bermitra dengan perusahaan
manapun. Komunitas ini memiliki basecamp sendiri yang berada di Gunung Papandayan, yang
mana di daerah tersebut menjadi salah satu penghasil kopi terbaik setelah Gunung Guntur,
Gunung Karacak, Gunung Cikuray dan Gunung Galunggung. Penelitian ini membahas salah
satu komunitas kopi di Garut tentang motivasi yang dimiliki untuk mencapai sustainable di
industri kopi. Selain itu kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya yang ingin berbagi ilmu
dan hasil kopi yang dihasilkan, membuat idealisme ini bermanfaat untuk lingkungan sekitar.
Sehingga dapat dikatakan bahwa komunitas ini sebagai kewirausahaan sosial yang berpegang
teguh pada prinsip dan idealisme yang mereka bawa dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini dilakukan terhadap komunitas yang bernama “KEBUN Ngopi” sebagai pelaku
kewirausahaan untuk mempertahankan sustainability selama setahun berdirinya komunitas ini.
Research Onion method ini merupakan tahapan penelitian yang dikemukakan oleh Saunders
et al pada tahun 2009. Pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi melalui
wawancara dengan berfokus dapat pendekatan induktif dan metodologi kualitatif. Metodologi
kualitatif dipilih untuk mendapatkan informasi dari informan yang sudah dipilih berdasarkan
status dan kedudukan dalam komunitas. Wawancara dilakukan secara semi-structure dengan
pertanyaan yang disiapkan sebelumnya, tetapi tidak semua ditanyakan karena beberapa
jawaban sudah terjawab dalam satu pembahasan pertanyaan. wawancara dimulai dari tetua
komunitas hingga ke semua anggota komunitas yang berjumlah semuanya 7 orang informan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya motivasi sebagai faktor yang membuat
komunitas ini sustainable di industri kopi. Faktor-faktor tersebut antara lain pengaruh dari
tetua komunitas, adanya pangsa pasar yang mereka miliki, kerjasama yang tinggi di dalam
komunitas, kemandirian, dan sosial yang tinggi. Pengaruh tetua komunitas yang dirasakan oleh
setiap anggota membuat komunitas ini bertahan dengan idealisme yang diterima oleh setiap
anggota. Idealisme tersebut berdasarkan pemikiran dari tetua komunitas tersebut, dan di
diskusikan bersama anggota komunitas. Komunitas ini pun mengutamakan kebersamaan
dalam kinerja, dan rasa sosial dan solidaritas sebagai pondasi mereka bisa bersama untuk
berjalan dalam industri kopi. Hal tersebut membuat mereka percaya diri karena pangsa pasar
yang mereka miliki cukup besar untuk skala komunitas yang berjalan secara mandiri.
Perpustakaan Digital ITB