digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada zaman ini perkembangan kopi khususnya di Indonesia sebagai negara yang memproduksi dan mengekspor biji kopi cukup besar. Berkaitan dengan hal tersebut, kopi di Indonesia menjadi penghasil devisa terbesar keempat setelah minya sawit, karet, dan kakao. Salah satu penghasil kopi terbaik di Indonesia berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di Garut ada salah satu komunitas yang memproduksi kopi secara mandiri atau tidak bermitra dengan perusahaan manapun. Komunitas ini memiliki basecamp sendiri yang berada di Gunung Papandayan, yang mana di daerah tersebut menjadi salah satu penghasil kopi terbaik setelah Gunung Guntur, Gunung Karacak, Gunung Cikuray dan Gunung Galunggung. Penelitian ini membahas salah satu komunitas kopi di Garut tentang motivasi yang dimiliki untuk mencapai sustainable di industri kopi. Selain itu kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya yang ingin berbagi ilmu dan hasil kopi yang dihasilkan, membuat idealisme ini bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Sehingga dapat dikatakan bahwa komunitas ini sebagai kewirausahaan sosial yang berpegang teguh pada prinsip dan idealisme yang mereka bawa dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini dilakukan terhadap komunitas yang bernama “KEBUN Ngopi” sebagai pelaku kewirausahaan untuk mempertahankan sustainability selama setahun berdirinya komunitas ini. Research Onion method ini merupakan tahapan penelitian yang dikemukakan oleh Saunders et al pada tahun 2009. Pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi melalui wawancara dengan berfokus dapat pendekatan induktif dan metodologi kualitatif. Metodologi kualitatif dipilih untuk mendapatkan informasi dari informan yang sudah dipilih berdasarkan status dan kedudukan dalam komunitas. Wawancara dilakukan secara semi-structure dengan pertanyaan yang disiapkan sebelumnya, tetapi tidak semua ditanyakan karena beberapa jawaban sudah terjawab dalam satu pembahasan pertanyaan. wawancara dimulai dari tetua komunitas hingga ke semua anggota komunitas yang berjumlah semuanya 7 orang informan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya motivasi sebagai faktor yang membuat komunitas ini sustainable di industri kopi. Faktor-faktor tersebut antara lain pengaruh dari tetua komunitas, adanya pangsa pasar yang mereka miliki, kerjasama yang tinggi di dalam komunitas, kemandirian, dan sosial yang tinggi. Pengaruh tetua komunitas yang dirasakan oleh setiap anggota membuat komunitas ini bertahan dengan idealisme yang diterima oleh setiap anggota. Idealisme tersebut berdasarkan pemikiran dari tetua komunitas tersebut, dan di diskusikan bersama anggota komunitas. Komunitas ini pun mengutamakan kebersamaan dalam kinerja, dan rasa sosial dan solidaritas sebagai pondasi mereka bisa bersama untuk berjalan dalam industri kopi. Hal tersebut membuat mereka percaya diri karena pangsa pasar yang mereka miliki cukup besar untuk skala komunitas yang berjalan secara mandiri.