Perkembangan adopsi kecerdasan buatan (AI) di sektor pendidikan tinggi menghadirkan peluang strategis untuk transformasi institusional, sekaligus menimbulkan tantangan kompleks dalam aspek etika, akuntabilitas, transparansi, dan kepatuhan terhadap regulasi. Untuk menjawab kebutuhan akan tata kelola yang sistematis, penelitian ini merancang model tata kelola AI bernama GOVAIHEI (Governance of Artificial Intelligence for Higher Education Institution), dengan mengadopsi pendekatan Capability Maturity Model Integration (CMMI) sebagai kerangka konseptual. Pengembangan model ini mengikuti metodologi Design Research Methodology (DRM) yang terdiri atas empat fase: Research Clarification, Descriptive Study I, Prescriptive Study, dan Descriptive Study II. GOVAIHEI disusun dalam lima domain utama: Data dan Informasi, Teknologi dan Infrastruktur, Etika dan Sosial, Regulasi dan Kepatuhan, serta Monitoring dan Evaluasi. Setiap domain dijabarkan ke dalam bidang kapabilitas dan praktik, yang dievaluasi dengan skema bertingkat NPLF (Not, Partial, Largely, Fully Achieved) guna menentukan tingkat kapabilitas dan kematangan institusi. Model ini telah divalidasi melalui proses expert judgement oleh tiga pakar yang menyatakan bahwa GOVAIHEI cukup releban, validitas memadai, serta selaras dengan prinsip-prinsip CMMI. Untuk mendukung penerapan model secara praktis, dikembangkan pula sistem evaluasi berbasis web menggunakan Laravel, PostgreSQL, Redis, dan Nginx, yang memfasilitasi proses penilaian secara otomatis, efisien, dan terstruktur. Model dan sistem ini diimplementasikan dalam studi kasus di Institut Teknologi Bandung (ITB), dengan hasil penilaian menunjukkan tingkat kematangan tata kelola AI berada pada Level 1 (Initial) dan target pengembangan menuju Level 3 (Defined).
Perpustakaan Digital ITB