Pada tahun 2015 ekonomi kreatif berkontribusi sebesar 7,38% terhadap PDB nasional dan berkontribusi sebesar 13,9% terhadap penyerapan tenaga kerja nasional. Ekonomi kreatif berkontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi terdapat berbagai permasalahan dihadapi IKM berbasis ekonomi kreatif, yaitu: masih rendahnya penjualan dalam negeri dan ekspor; masih tingginya biaya produksi; masih tingginya jumlah produk gagal dan belum dapat memenuhi kuantitas pengiriman produk.
Permasalahan-permasalahan tersebut mengindikasikan permasalahan pada efektivitas organisasi dengan ukuran efektivitas berupa kinerja IKM kreatif. Penelitian-penelitian sebelumnya telah menghubungkan kinerja dengan budaya organisasi. Budaya organisasi dapat tercermin melalui nilai-nilai budaya. Model nilai-nilai budaya pada penelitian ini adalah model pengaruh dari nilai-nilai budaya terhadap kinerja IKM kreatif, yang terdiri dari kinerja operasional dan kinerja finansial. Pengaruh antara nilai-nilai budaya dengan kinerja IKM kreatif dapat dipetakan dengan menggunakan kerangka Competing Values. Model pengaruh dari nilai-nilai budaya terhadap kinerja IKM kreatif tersebut dikembangkan pada setiap fase pertumbuhan IKM kreatif, sesuai dengan penelitian Abernathy dan Utterback (1988), yaitu fase fluid, transisi dan mapan.
Penelitian dilakukan dengan metode campuran (mixed method) yang meliputi studi kasus pendahuluan secara kualitatif dengan metode studi kasus pada tiga IKM kreatif dan penelitian secara kuantitatif melalui survei pada dua ratus enam puluh lima IKM kreatif. Unit analisis dari penelitian adalah tingkat perusahaan IKM kreatif, peneliti berlaku sebagai pengamat yang tidak memiliki intervensi terhadap keadaan sampel dan peneliti melakukan satu kali pemotretan keadaan IKM kreatif. Skala Likert rentang satu sampai lima digunakan pada kuesioner dengan dua kali pengolahan data yaitu pertama, pengolahan data dengan seluruh sampel dan kedua, pengolahan data dengan tiga kelompok sampel berdasarkan fase pertumbuhan usaha fluid, transisi dan mapan. Pengolahan data pada hasil survei dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan menggunakan program Smart PLS 2.0.
Model nilai-nilai budaya yang dikembangkan terdiri dari dua model yaitu model nilai budaya internal dan model nilai budaya eksternal. Pada model nilai budaya internal, variabel yang berpengaruh terhadap kinerja operasional adalah variabel keterpaduan internal serta proses internal. Sedangkan pada model nilai budaya, variabel yang berpengaruh terhadap kinerja finansial adalah variabel inovasi dan variabel pemahaman pasar.
Hasil penelitian model nilai-nilai budaya internal berdasarkan fase pertumbuhan usaha menunjukan bahwa pengaruh dari variabel keterpaduan internal semakin meningkat seiring dengan semakin lanjutnya fase pertumbuhan usaha, sedangkan pengaruh proses internal semakin menurun seiring dengan semakin lanjutnya fase pertumbuhan usaha. Hal ini berarti semakin mapan suatu IKM kreatif, maka semakin memperhatikan suasana kerja, kenyamanan kerja, pemberdayaan pegawai serta komunikasi yang terbuka.
Hasil penelitian model nilai-nilai budaya eksternal berdasarkan fase pertumbuhan usaha menunjukan bahwa pengaruh dari variabel inovasi semakin meningkat seiring dengan semakin lanjutnya fase pertumbuhan usaha, sedangkan pengaruh pemahaman pasar semakin menurun seiring dengan semakin lanjutnya pertumbuhan usaha. Hal ini berarti semakin mapan suatu IKM kreatif, maka akan semakin memperkuat kemampuan menciptakan produk baru atau berinovasi.
Pada IKM kreatif berfase fluid yang akan beralih pada fase transisi maka perlu meningkatkan nilai-nilai keterpaduan internal dan meningkatkan nilai-nilai inovasi. Peningkatan nilai-nilai pada keterpaduan internal dapat dilakukan melalui kerja tim, partisipasi, keterlibatan karyawan dan komunikasi terbuka. Kemampuan inovasi dapat dikembangkan melalui peningkatan kemampuan menciptakan produk baru dengan meningkatkan nilai-nilai kreativitas, mengambil risiko dan kemampuan beradaptasi. Pada IKM kreatif berfase transisi, agar dapat beralih pada fase mapan maka IKM kreatif tersebut harus meningkatkan nilai-nilai keterpaduan internal dan nilai-nilai inovasi, serta tetap mempertahankan nilai-nilai pada proses internal dan pemahaman pasar.
Perpustakaan Digital ITB