digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Bank BJB, sebuah bank pembangunan daerah di Indonesia, dengan menggunakan pendekatan kualitatif secara komprehensif. Urgensi penelitian ini muncul dari meningkatnya tekanan regulasi dan tuntutan pemangku kepentingan terhadap lembaga keuangan untuk mengintegrasikan ESG ke dalam kerangka strategis dan operasional mereka, khususnya pasca penerbitan POJK 51/2017 dan Taksonomi Hijau Indonesia oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penelitian ini menangani kesenjangan penting antara kepatuhan formal dan transformasi kelembagaan yang substantif, yang masih minim dibahas dalam konteks bank daerah. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada agenda nasional percepatan keuangan berkelanjutan dan kebutuhan strategis Bank BJB untuk menyesuaikan diri dengan standar global dan ekspektasi pemangku kepentingan. Penelitian ini dirancang untuk menjawab empat rumusan masalah utama: (1) Sejauh mana Bank BJB telah mengimplementasikan Roadmap Keuangan Berkelanjutan sesuai regulasi OJK dan Taksonomi Hijau Indonesia? (2) Apa saja tantangan utama yang dihadapi dalam mengintegrasikan ESG ke dalam operasional perbankan dan portofolio kredit? (3) Bagaimana persepsi dan respons pemangku kepentingan internal dan eksternal terhadap inisiatif keberlanjutan bank? dan (4) Strategi dan praktik terbaik apa yang dapat direkomendasikan agar implementasi ESG semakin kompetitif secara finansial? Penelitian ini menggunakan empat perspektif teoritis utama, yaitu Stakeholder Theory, Institutional Theory, Triple Bottom Line, dan Resource-Based View, untuk memahami dinamika kelembagaan, pelibatan pemangku kepentingan, dan kapabilitas organisasi yang dibutuhkan dalam mengintegrasikan ESG. Metodologi yang digunakan mencakup wawancara mendalam dengan pihak-pihak kunci di internal bank, didukung dengan analisis dokumen seperti Laporan Keberlanjutan, Laporan Tahunan, dan kebijakan ESG Bank BJB. Data dianalisis secara tematik dan divalidasi dengan pendekatan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank BJB telah menunjukkan kemajuan, seperti menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) setiap tahun dan menerapkan pelaporan berbasis GRI. Namun, klasifikasi portofolio kredit hijau masih dilakukan secara manual dan ESG belum sepenuhnya terintegrasi dalam perencanaan strategis lintas divisi. Hambatan internal meliputi literasi ESG yang belum merata, belum adanya indikator ESG dalam sistem manajemen kinerja, serta keterbatasan sistem informasi ESG yang terintegrasi. Hambatan eksternal meliputi tekanan politik daerah, kesiapan sektor ekonomi lokal yang masih rendah terhadap pembiayaan hijau, serta belum tersedianya insentif fiskal yang mendukung. Terkait persepsi pemangku kepentingan, terdapat apresiasi positif terhadap inisiatif hijau Bank BJB, tercermin dari oversubscribe obligasi hijau dan peningkatan reputasi publik. Namun, pelibatan stakeholder masih bersifat satu arah, dengan belum adanya forum dialog strategis maupun mekanisme umpan balik yang sistematis. ESG juga kerap disalahartikan hanya sebagai perluasan dari CSR, bukan sebagai strategi inti organisasi, menunjukkan adanya kesenjangan budaya organisasi. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini merekomendasikan penguatan tata kelola ESG melalui pembentukan task force lintas divisi, peningkatan kompetensi melalui pelatihan terstruktur berbasis ESG, pembangunan sistem informasi ESG terintegrasi, penyusunan indikator ESG dalam KPI individu dan unit kerja, serta penguatan pelaporan dengan mengadopsi standar internasional seperti TCFD dan SASB. Saran-saran ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa kinerja keberlanjutan jangka panjang bergantung pada legitimasi organisasi, daya tanggap pemangku kepentingan, dan kapabilitas LST yang khusus. Dengan memastikan penilaian yang membumi dan sesuai konteks terhadap implementasi LST di bank pembangunan daerah - suatu area yang terkadang diabaikan dalam perdebatan LST - studi ini menambah pengetahuan tentang perbankan berkelanjutan. Studi ini menunjukkan tantangan transformasi kelembagaan di perusahaan-perusahaan yang beroperasi di bawah kendala ekonomi-politik dan juga tuntutan peraturan. Studi ini juga memberikan peta jalan bagi bank-bank regional lain yang berusaha bertransformasi dari adopsi LST yang digerakkan oleh kepatuhan menjadi praktik-praktik keberlanjutan yang strategis dan menghasilkan nilai.