Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi prinsip Environmental, Social,
and Governance (ESG) di Bank BJB, sebuah bank pembangunan daerah di Indonesia,
dengan menggunakan pendekatan kualitatif secara komprehensif. Urgensi penelitian
ini muncul dari meningkatnya tekanan regulasi dan tuntutan pemangku kepentingan
terhadap lembaga keuangan untuk mengintegrasikan ESG ke dalam kerangka strategis
dan operasional mereka, khususnya pasca penerbitan POJK 51/2017 dan Taksonomi
Hijau Indonesia oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penelitian ini menangani
kesenjangan penting antara kepatuhan formal dan transformasi kelembagaan yang
substantif, yang masih minim dibahas dalam konteks bank daerah.
Latar belakang penelitian ini didasarkan pada agenda nasional percepatan
keuangan berkelanjutan dan kebutuhan strategis Bank BJB untuk menyesuaikan diri
dengan standar global dan ekspektasi pemangku kepentingan. Penelitian ini dirancang
untuk menjawab empat rumusan masalah utama: (1) Sejauh mana Bank BJB telah
mengimplementasikan Roadmap Keuangan Berkelanjutan sesuai regulasi OJK dan
Taksonomi Hijau Indonesia? (2) Apa saja tantangan utama yang dihadapi dalam
mengintegrasikan ESG ke dalam operasional perbankan dan portofolio kredit? (3)
Bagaimana persepsi dan respons pemangku kepentingan internal dan eksternal
terhadap inisiatif keberlanjutan bank? dan (4) Strategi dan praktik terbaik apa yang
dapat direkomendasikan agar implementasi ESG semakin kompetitif secara finansial?
Penelitian ini menggunakan empat perspektif teoritis utama, yaitu Stakeholder
Theory, Institutional Theory, Triple Bottom Line, dan Resource-Based View, untuk
memahami dinamika kelembagaan, pelibatan pemangku kepentingan, dan kapabilitas
organisasi yang dibutuhkan dalam mengintegrasikan ESG. Metodologi yang
digunakan mencakup wawancara mendalam dengan pihak-pihak kunci di internal
bank, didukung dengan analisis dokumen seperti Laporan Keberlanjutan, Laporan
Tahunan, dan kebijakan ESG Bank BJB. Data dianalisis secara tematik dan divalidasi
dengan pendekatan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank BJB telah menunjukkan kemajuan,
seperti menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) setiap tahun dan
menerapkan pelaporan berbasis GRI. Namun, klasifikasi portofolio kredit hijau masih dilakukan secara manual dan ESG belum sepenuhnya terintegrasi dalam perencanaan
strategis lintas divisi. Hambatan internal meliputi literasi ESG yang belum merata,
belum adanya indikator ESG dalam sistem manajemen kinerja, serta keterbatasan
sistem informasi ESG yang terintegrasi. Hambatan eksternal meliputi tekanan politik
daerah, kesiapan sektor ekonomi lokal yang masih rendah terhadap pembiayaan hijau,
serta belum tersedianya insentif fiskal yang mendukung.
Terkait persepsi pemangku kepentingan, terdapat apresiasi positif terhadap inisiatif
hijau Bank BJB, tercermin dari oversubscribe obligasi hijau dan peningkatan reputasi
publik. Namun, pelibatan stakeholder masih bersifat satu arah, dengan belum adanya
forum dialog strategis maupun mekanisme umpan balik yang sistematis. ESG juga
kerap disalahartikan hanya sebagai perluasan dari CSR, bukan sebagai strategi inti
organisasi, menunjukkan adanya kesenjangan budaya organisasi.
Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini merekomendasikan penguatan
tata kelola ESG melalui pembentukan task force lintas divisi, peningkatan kompetensi
melalui pelatihan terstruktur berbasis ESG, pembangunan sistem informasi ESG
terintegrasi, penyusunan indikator ESG dalam KPI individu dan unit kerja, serta
penguatan pelaporan dengan mengadopsi standar internasional seperti TCFD dan
SASB. Saran-saran ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa kinerja keberlanjutan
jangka panjang bergantung pada legitimasi organisasi, daya tanggap pemangku
kepentingan, dan kapabilitas LST yang khusus.
Dengan memastikan penilaian yang membumi dan sesuai konteks terhadap
implementasi LST di bank pembangunan daerah - suatu area yang terkadang
diabaikan dalam perdebatan LST - studi ini menambah pengetahuan tentang
perbankan berkelanjutan. Studi ini menunjukkan tantangan transformasi kelembagaan
di perusahaan-perusahaan yang beroperasi di bawah kendala ekonomi-politik dan
juga tuntutan peraturan. Studi ini juga memberikan peta jalan bagi bank-bank regional
lain yang berusaha bertransformasi dari adopsi LST yang digerakkan oleh kepatuhan
menjadi praktik-praktik keberlanjutan yang strategis dan menghasilkan nilai.
Perpustakaan Digital ITB