digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri pertambangan global mengalami pergeseran struktural yang mendalam, didorong oleh urgensi lingkungan dan volatilitas pasar, yang menuntut perusahaan pertambangan bertransformasi menjadi perusahaan energi dan teknologi berkelanjutan. Hal ini membutuhkan adaptasi budaya yang mendalam di luar efisiensi operasional. PT Bukit Asam Tbk (PTBA), sebuah perusahaan pertambangan batu bara milik negara di Indonesia, sedang melakukan transformasi strategis besar-besaran menuju model energi dan bahan kimia terintegrasi, sejalan dengan tujuan dekarbonisasi nasional dan global. Inovasi menjadi pendorong utama strategi ini. Namun, terlepas dari berbagai inisiatif, inovasi belum sepenuhnya tertanam dalam budaya organisasi PTBA, menghambat adaptabilitas dan daya tarik talenta di tengah lanskap energi yang berkembang pesat. Penelitian ini mengkaji kesenjangan strategis kritis antara agenda transformasi ambisius PTBA dan budaya inovasinya saat ini. Kurangnya dasar budaya yang jelas menghambat intervensi yang tepat sasaran dan inovasi lintas silo. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendiagnosis budaya inovasi PTBA yang ada, mengidentifikasi keterbatasan internal yang krusial, dan mengusulkan intervensi strategis untuk memperkuat dimensi budaya yang vital ini. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan pendekatan metode campuran yang menggabungkan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif. Fase kuantitatif menggunakan instrumen survei Innovation Quotient (IQ) yang terdiri dari 54 pernyataan di enam blok bangunan utama budaya inovasi: Nilai, Perilaku, Iklim, Sumber Daya, Proses, dan Keberhasilan. Sebanyak 120 tanggapan valid dikumpulkan dari berbagai direktorat dan tingkatan jabatan di PTBA. Uji validitas dan reliabilitas yang ketat mengkonfirmasi kesesuaian survei. Melengkapi ini, wawasan kualitatif dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dengan tujuh pemangku kepentingan utama, memberikan konteks yang lebih dalam untuk temuan survei, terutama untuk area yang memerlukan perbaikan. Analisis data melibatkan statistik deskriptif dan analisis tematik, diikuti dengan pendekatan terintegrasi untuk mensintesis wawasan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematangan budaya inovasi PTBA tergolong moderat, dengan skor IQ keseluruhan 3.53. Meskipun blok Iklim, Nilai, dan Keberhasilan memperoleh skor di atas rata-rata, kelemahan kritis teridentifikasi pada Perilaku (3.30), Proses (3.46), dan Sumber Daya (3.50). Data kualitatif sangat mendukung temuan ini, mengungkapkan inkonsistensi kepemimpinan, ketakutan akan kegagalan, alur kerja inovasi yang tidak jelas, hambatan birokrasi, serta kurangnya waktu, pendanaan, dan mentorship yang memadai untuk proyek inovasi. Berdasarkan temuan terintegrasi ini, tiga program prioritas diidentifikasi melalui metode prioritisasi terstruktur. Inovasi Leadership Bootcamp menargetkan perubahan perilaku di kalangan pemimpin. Innovation Workflow Toolkit bertujuan untuk menstandardisasi dan menyederhanakan proses inovasi. Terakhir, Innovation Time Allocation (10% Rule) berfokus pada penyediaan waktu khusus untuk kegiatan inovasi. Program-program ini, yang direncanakan menggunakan model manajemen perubahan yang diakui, bertujuan untuk secara langsung mengatasi hambatan budaya yang teridentifikasi, menanamkan inovasi, dan mendukung perjalanan transformasi PTBA menuju perusahaan energi kelas dunia. .