Banyak investor terutama investor pemula mengalami kesulitan dalam membangun
portofolio saham terutama di pasar yang volatil seperti Indonesia. Salah satu
permasalahan yang sering terjadi adalah ketika investor hanya menggunakan salah
satu analisa, baik analisa fundamental atau analisa terknikal saja. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan strategi portofolio saham yang optimal dengan
menggabungkan analisis fundamental dan teknikal dalam konteks pasar modal
Indonesia.
Kerangka kerja analisis fundamental dalam penelitian ini didasarkan pada kriteria
saham oleh Peter Lynch, dengan menekankan pada indikator keuangan utama
seperti rasio Harga terhadap Laba (P/E), rasio Harga/Laba terhadap Pertumbuhan
(PEG), pertumbuhan laba bersih, serta rasio Utang terhadap Ekuitas (D/E).
sementara itu, analisa teknikal meruapakan metode yang juga banyak di gunakan
oleh para investor khususnya trader, untuk menilai saham dengan menganalisis
pergerakan harga historis dan fluktuasi saham guna memprediksi trend harga di
masa depan
Proses penyaringan di lakukan terhadap lebih dari 800 saham yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan data laporan keuangan tahun
2023. Saham-saham yang memenuhi kriteria Lynch kemudian di analisa lebih lanjut
melalui menerapan EMA untuk memvalidasi trend secara teknikal. Proses
penyaringan dua tahap ini mengahasilkan portofolio berkualitas tinggi yang terdiri
dari saham-saham seperti CASS, CLEO, GJTL, SILO, TOTL, TPMS dan UNIQ.
Setelah proses seleksi, kinerja portofolio menunjukkan haasil yang signifikan,
mencerminkan kondisi keuangan yang kuat dari perusahaan dan momentum harga
yang posotif. Temuan penelitian ini menegaskan bahwa menggabungkan dua
analisa sekaligus mampu menghasilkan keuntungan yang positif di pasar modal.
Perpustakaan Digital ITB