digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Mia Meliaresti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Mia Meliaresti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Mia Meliaresti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Mia Meliaresti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Mia Meliaresti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Mia Meliaresti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Mia Meliaresti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Emisi Scope 3 merupakan kategori emisi tidak langsung yang mencakup seluruh aktivitas dalam rantai nilai perusahaan, baik dari hulu maupun hilir. Berbeda dengan Scope 1 dan Scope 2 yang lebih mudah dikontrol dan diukur, Scope 3 dinilai sebagai kategori emisi yang paling kompleks karena melibatkan berbagai aktivitas yang tidak berada dalam kendali langsung perusahaan. Oleh karena itu, pengukuran dan pengelolaan emisi ini menjadi tantangan besar dalam penerapan strategi dekarbonisasi secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan emisi Scope 3 pada perusahaan alat berat, serta merumuskan rekomendasi strategis guna mendukung pencapaian target penurunan emisi secara efektif dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab utama peningkatan emisi Scope 3 pada perusahaan alat berat, serta merumuskan strategi yang dapat diterapkan guna meningkatkan kinerja keberlanjutan perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam kepada sepuluh informan kunci. Informan berasal dari berbagai divisi strategis yang terlibat dalam pengelolaan keberlanjutan di perusahaan, seperti perwakilan dari fungsi keberlanjutan, operasional, serta manajemen sumber daya manusia. Seluruh informan memiliki pemahaman dan keterlibatan langsung dalam isu pengelolaan emisi, sehingga mampu memberikan pandangan yang relevan dan mendalam. Hasil wawancara kemudian dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi pola penyebab peningkatan emisi Scope 3 serta menyusun rekomendasi strategis yang aplikatif bagi perusahaan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa salah satu tantangan utama dalam pengelolaan emisi Scope 3 adalah belum terintegrasinya aspek ini ke dalam strategi bisnis utama perusahaan. Emisi Scope 3 belum diposisikan sebagai elemen strategis dalam proses perencanaan jangka panjang, sehingga tidak memperoleh perhatian dan alokasi sumber daya yang memadai. Selain itu, tingkat pemahaman karyawan mengenai pentingnya pengelolaan emisi tidak langsung masih rendah. Banyak keputusan operasional yang diambil tanpa mempertimbangkan dampak tidak langsung terhadap lingkungan, karena belum adanya dorongan sistemik dalam bentuk indikator kinerja (KPI) atau prosedur operasional standar yang memasukkan dimensi Scope 3. Penelitian ini juga menemukan bahwa keterbatasan pelatihan berbasis praktik dan kurangnya pendekatan yang aplikatif menjadi faktor penghambat dalam penguatan kapasitas individu dan organisasi. Komunikasi antardivisi belum berjalan secara optimal, sehingga informasi dan kebijakan terkait pengelolaan emisi tidak tersampaikan dengan jelas dan seragam. Proses pengumpulan data Scope 3 juga masih menghadapi berbagai kendala teknis, terutama karena belum tersedianya sistem digital terintegrasi yang mampu mendukung pelaporan dan pemantauan emisi secara efisien dan akurat.Dari sisi pengelolaan pengetahuan, proses akuisisi, penyebaran, dan penerapan pengetahuan hijau masih belum berjalan optimal. Meskipun beberapa inisiatif seperti program 6R (Reduce, Reuse, Recycle, Recover, Replace, Rethink) serta workshop pelatihan telah dilakukan, kegiatan tersebut masih bersifat parsial dan belum dikaitkan langsung dengan penguatan strategi jangka panjang perusahaan. Rendahnya intensi atau niat karyawan untuk berperilaku ramah lingkungan juga terpengaruh oleh kekhawatiran terhadap potensi peningkatan biaya serta kecenderungan untuk mempertahankan pola kerja yang sudah berjalan. Untuk menjawab tantangan tersebut, Penelitian ini merekomendasikan beberapa langkah strategis untuk mengatasi tantangan tersebut, seperti pengembangan roadmap pengurangan emisi Scope 3, penyusunan pedoman manajemen data, pelaksanaan lokakarya berbasis praktik langsung, dan penguatan sistem penghargaan untuk mendorong inovasi hijau. Selain itu, integrasi modul Scope 3 ke dalam platform digital pembelajaran perusahaan serta pencantuman aspek keberlanjutan dalam penilaian kinerja menjadi langkah penting untuk memastikan keterlibatan seluruh karyawan dalam upaya dekarbonisasi.. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan strategi bisnis yang lebih berkelanjutan, mendorong transformasi budaya organisasi, serta mendukung pencapaian target Net Zero Emissions secara lebih terarah dan terukur di masa depan