digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Edward Veldman
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Edward Veldman
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Edward Veldman
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Edward Veldman
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Edward Veldman
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Edward Veldman
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Edward Veldman
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Indonesia, sebagai negara dengan sumber daya mineral yang melimpah, berusaha meningkatkan nilai ekonomi dari sumber daya ini melalui program hilirisasi. Sejalan dengan program prioritas pemerintah, PT NMB berencana membangun pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara (Proyek Venus). Proyek Venus menghadapi risiko kritis karena kebutuhan modal yang tinggi, ketergantungan pada pembiayaan eksternal, dan pembengkakan biaya selama konstruksi proyek. Masalah utama yang perlu dikelola termasuk volatilitas harga nikel, memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berkembang, ketidakpastian geopolitik, dan mitigasi dampak lingkungan. PT NMB perlu merumuskan strategi manajemen risiko yang komprehensif untuk mengatasi tantangan tersebut dengan menentukan risiko utama yang terkait dengan strategi pembiayaan Proyek Venus, menganalisis penyebab dan dampak masing-masing risiko potensial, merumuskan serta mengimplementasikan rencana mitigasi, serta memantau setiap risiko yang diidentifikasi dalam strategi pembiayaan proyek. Studi ini menggunakan pendekatan metodis untuk pengumpulan data melalui FGD dan wawancara mendalam dengan pemangku kepentingan yang relevan serta memanfaatkan metodologi kualitatif untuk menyusun dokumen manajemen risiko yang khusus berkaitan dengan strategi pembiayaan Proyek Venus, mulai dari menentukan latar belakang penelitian, melakukan tinjauan pustaka dan pengumpulan data, melakukan analisis dan menjelaskan hasilnya secara komprehensif, dan menyimpulkan hasil penelitian serta merumuskan rekomendasi dan rencana implementasi. Kekhawatiran utama terkait risiko signifikan juga mempertimbangkan perkembangan yang dilakukan oleh usaha patungan dan bagaimana PT NMB mengelola risiko ini, mencakup penilaian risiko, mitigasi, serta pemantauan dan evaluasi. Analisis PESTEL, analisis SWOT, dan analisis pemangku kepentingan dilakukan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal, serta untuk mengidentifikasi dan menganalisis pemangku kepentingan yang mempengaruhi strategi pembiayaan dan manajemen risiko. Berdasarkan analisis risiko, terdapat 7 (tujuh) risiko utama yang diidentifikasi dan memerlukan rencana mitigasi yang tepat, yang terdiri dari Keterlambatan atau Kekurangan Pembiayaan, Pembengkakan Biaya Modal, Pembayaran Kembali atau Ketidaksesuaian untuk Memenuhi Arus Kas yang Diperlukan, Ketidakpastian Pembeli Produk, Fluktuasi Suku Bunga dan Mata Uang, Ketidakpastian BEP dan ROI, serta Tata Kelola Pemangku Kepentingan yang Tidak Terintegrasi. Semua risiko utama memiliki level yang sangat tinggi dengan rentang penilaian 23-25. Rencana implementasi yang diusulkan untuk mitigasi risiko terdiri dari Struktur Pembiayaan dan Komitmen yang Aman, Negosiasi dan Mengusulkan Mitigasi Risiko dalam Perjanjian Pembiayaan, menetapkan Strategi Lindung Nilai dan Melaksanakan Lindung Nilai, Menyelesaikan Kontrak EPC dengan Klausul Mitigasi Risiko, Mengalokasikan Anggaran Kontinjensi dan Mengatur Pendanaan Overrun, Melaksanakan Sistem Pemantauan & Pelaporan Risiko, serta Melakukan Tinjauan dan Adaptasi Risiko Secara Berkala. Strategi implementasi perlu dilaksanakan oleh pemangku kepentingan yang terkait dan menggunakan Indikator Risiko Utama (KRI) sebagai alat untuk program pemantauan dalam rentang waktu 2025-2027 sesuai dengan tahap rencana implementasi. Penelitian ini telah berkontribusi dalam menyediakan kerangka manajemen risiko yang komprehensif yang dapat diterapkan untuk mengelola risiko dalam strategi pembiayaan proyek feronikel. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat mengeksplorasi topik-topik yang lebih spesifik mengenai pengelolaan risiko proyek yang memerlukan modal besar, misalnya, pengelolaan pemangku kepentingan atau mengoptimalkan sumber daya serta risiko dalam manajemen rantai pasokan proyek tersebut.