Fosfat sebagian besar digunakan dalam pembuatan pupuk untuk nutrisi tanaman
dan produksi suplemen pakan ternak. Hanya 10 - 15% dari produksi batuan fosfat
dunia yang memiliki kegunaan lain, seperti obat-obatan, keramik, sumber alternatif
penting untuk elemen tanah jarang (REE), dan baterai Litium-Besi-Fosfat (LFP).
Di Indonesia, berbagai jenis batuan tersusun oleh komponen fosfat, namun batuan
yang memiliki nilai ekonomis sangat terbatas. Umumnya, sumber daya fosfat ini
ditemukan pada endapan fosfat sedimen atau biogenik, sedangkan sumber daya
fosfat yang berasal dari batuan beku masih belum ditemukan. Oleh karena itu,
pemetaan yang akurat secara regional dengan menggunakan metode spectral-wise
diusulkan dalam penelitian ini.
Lima referensi spektral yang berasal dari mineral fosfat dari USGS spectral library
digunakan, yaitu: fluorapatit, klorapatit, hidroksilapatit, monasit, dan xenotim.
Metode Spectral-wise ini bertujuan untuk mengidentifikasi anomali mineral fosfat
berdasarkan perilaku absorpsi spektral yang menunjukkan pola absorpsi yang sama
pada panjang gelombang 2 ?m yang berasal dari ortofosfat (PO4). Formulasi
berdasarkan spektral ini kemudian diaplikasikan untuk mendeteksi keberadaan
fosfat dengan menggunakan citra Landsat 9.
Metode spectral-wise berhasil mendeteksi tiga zona prospek PO4 di Simboro,
Mamuju dan Tapalang seluas 2.604 Ha dengan kandungan P2O5 mencapai 1,14 –
2,73 Wt.%. Metode ini telah diverifikasi memiliki akurasi sekitar 77% berdasarkan
perbandingan dengan sampel batuan maupun tanah yang mengandung P2O5 pada
studi lapangan.
Karakteristik batuan alkalin tinggi di area penelitian menjadi indikasi anomali
mineral fosfat. Zona potensi mineral fosfat lebih dominan pada karakter batuan di
area utara yang dipengaruhi oleh aktifitas hidrotermal dan dikontrol oleh struktur
geologi.
Perpustakaan Digital ITB