digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Fosfat sebagian besar digunakan dalam pembuatan pupuk untuk nutrisi tanaman dan produksi suplemen pakan ternak. Hanya 10 - 15% dari produksi batuan fosfat dunia yang memiliki kegunaan lain, seperti obat-obatan, keramik, sumber alternatif penting untuk elemen tanah jarang (REE), dan baterai Litium-Besi-Fosfat (LFP). Di Indonesia, berbagai jenis batuan tersusun oleh komponen fosfat, namun batuan yang memiliki nilai ekonomis sangat terbatas. Umumnya, sumber daya fosfat ini ditemukan pada endapan fosfat sedimen atau biogenik, sedangkan sumber daya fosfat yang berasal dari batuan beku masih belum ditemukan. Oleh karena itu, pemetaan yang akurat secara regional dengan menggunakan metode spectral-wise diusulkan dalam penelitian ini. Lima referensi spektral yang berasal dari mineral fosfat dari USGS spectral library digunakan, yaitu: fluorapatit, klorapatit, hidroksilapatit, monasit, dan xenotim. Metode Spectral-wise ini bertujuan untuk mengidentifikasi anomali mineral fosfat berdasarkan perilaku absorpsi spektral yang menunjukkan pola absorpsi yang sama pada panjang gelombang 2 ?m yang berasal dari ortofosfat (PO4). Formulasi berdasarkan spektral ini kemudian diaplikasikan untuk mendeteksi keberadaan fosfat dengan menggunakan citra Landsat 9. Metode spectral-wise berhasil mendeteksi tiga zona prospek PO4 di Simboro, Mamuju dan Tapalang seluas 2.604 Ha dengan kandungan P2O5 mencapai 1,14 – 2,73 Wt.%. Metode ini telah diverifikasi memiliki akurasi sekitar 77% berdasarkan perbandingan dengan sampel batuan maupun tanah yang mengandung P2O5 pada studi lapangan. Karakteristik batuan alkalin tinggi di area penelitian menjadi indikasi anomali mineral fosfat. Zona potensi mineral fosfat lebih dominan pada karakter batuan di area utara yang dipengaruhi oleh aktifitas hidrotermal dan dikontrol oleh struktur geologi.