Industri pertambangan batu bara menghadapi tantangan yang semakin besar
dalam menjaga keberlangsungan operasional akibat volatilitas pasar, gangguan
logistik, dan ketidakpastian eksternal. Penelitian ini mengkaji ketahanan rantai
pasok (supply chain resilience) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan pendekatan
berbasis risiko. Fokus utama penelitian ini adalah menghitung Maximum Tolerable
Downtime (MTD) serta menentukan tingkat persediaan optimum berdasarkan
batas risiko finansial perusahaan sebagai acuan operasional.
Saat ini, PTBA menghadapi ketidakseimbangan signifikan antara produksi dan
penjualan, yang menyebabkan akumulasi stok batu bara mendekati kapasitas
penyimpanan maksimum sebesar 14,7 juta ton. Dalam periode 2020 hingga 2024,
volume stok rata-rata terus naik, memicu peningkatan biaya penyimpanan serta
meningkatkan paparan risiko operasional, finansial, dan strategis. Kondisi ini
mencerminkan belum terintegrasinya risk management strategy dan operational
strategy sepenuhnya.
Penelitian ini menggabungkan data operasional, kerangka manajemen risiko, serta
analisis kuantitatif untuk mengubah batas risiko keuangan menjadi batas
operasional dalam satuan volume batubara. Nilai tersebut digunakan untuk
menghitung MTD pada skenario gangguan produksi dan distribusi, serta
merumuskan tingkat persediaan optimum yang selaras dengan kapasitas risiko
perusahaan. Hasilnya adalah model sistem peringatan dini yang memungkinkan
perusahaan menjaga operational activity dalam batas aman dan meningkatkan
pengambilan keputusan di tengah ketidakpastian.
Perpustakaan Digital ITB