digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri pertambangan batu bara menghadapi tantangan yang semakin besar dalam menjaga keberlangsungan operasional akibat volatilitas pasar, gangguan logistik, dan ketidakpastian eksternal. Penelitian ini mengkaji ketahanan rantai pasok (supply chain resilience) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan pendekatan berbasis risiko. Fokus utama penelitian ini adalah menghitung Maximum Tolerable Downtime (MTD) serta menentukan tingkat persediaan optimum berdasarkan batas risiko finansial perusahaan sebagai acuan operasional. Saat ini, PTBA menghadapi ketidakseimbangan signifikan antara produksi dan penjualan, yang menyebabkan akumulasi stok batu bara mendekati kapasitas penyimpanan maksimum sebesar 14,7 juta ton. Dalam periode 2020 hingga 2024, volume stok rata-rata terus naik, memicu peningkatan biaya penyimpanan serta meningkatkan paparan risiko operasional, finansial, dan strategis. Kondisi ini mencerminkan belum terintegrasinya risk management strategy dan operational strategy sepenuhnya. Penelitian ini menggabungkan data operasional, kerangka manajemen risiko, serta analisis kuantitatif untuk mengubah batas risiko keuangan menjadi batas operasional dalam satuan volume batubara. Nilai tersebut digunakan untuk menghitung MTD pada skenario gangguan produksi dan distribusi, serta merumuskan tingkat persediaan optimum yang selaras dengan kapasitas risiko perusahaan. Hasilnya adalah model sistem peringatan dini yang memungkinkan perusahaan menjaga operational activity dalam batas aman dan meningkatkan pengambilan keputusan di tengah ketidakpastian.