digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Dian Priyatno
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 1 Dian Priyatno
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 2 Dian Priyatno
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 3 Dian Priyatno
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 4 Dian Priyatno
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 5 Dian Priyatno
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi


LAMPIRAN Dian Priyatno
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

PT PLN sebagai perusahan penyedia listrik terbesar di Indonesia mempunyai peran penting dalam percepatan transisi energi untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 sebagai komitmen Indonesia dalam Paris Agreement. Berdasarkan laporan pemakaian sendiri Gardu Induk tahun 2020-2024 konsumsi energi menagalami peningkatan setiap tahunnya yaitu sebesar 99,6 GWh menjadi 118,46 GWh dimana dalam hal ini akan menjadi beban operasional perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi integrasi sistem energi terbarukan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan sistem penyimpanan energi baterai (BESS) sebagai sumber daya baru untuk mengurangi biaya operasional Gardu Induk. Studi kasus difokuskan pada Gardu Induk 150 kV Ciledug, yang memiliki potensi energi surya cukup tinggi dan luas lahan yang memadai. Pada penelitian ini diawali dengan merancang secara teknis sistem PLTS menggunakan aplikasi PVSyst untuk mendapatkan potensi kapasitas maksimal PLTS berdasarkan luas lahan yang tersedia, iradiasi matahari dan parameter teknis sistem PV. Kemudian dari hasil olah data PVSyst digunakan untuk data masukan di aplikasi HOMER dengan membandingkan 2 skenario yaitu: skenario Grid PLNPLTS dan skenario Grid PLN-PLTS-BESS. Kemudian dari masing-masing skenario dianalisis dari sisi teknis dan keekonomiannya (LCOE,Net Present Cost, Payback Period, dan IRR). Dari hasil penelitian, diperoleh konfigurasi paling optimal untuk perencanaan pembangunan PLTS GI 150 kV Ciledug yaitu skenario Grid PLN-PLTS dengan konfigurasi PV 68 kWp yang memproduksi total listrik sebesar 92.655 kWh/tahun, serta fraksi EBT sebesar 24,8%. Matrik ekonomi menunjukan IRR dan Payback Period bernilai positif yaitu 13% dan 7,02 tahun. Pada ringkasan biaya membutuhkan biaya Investasi sebesar Rp838.530.019. Nilai NPC dan LCOE pada konfigurasi ini menjadi yang paling kecil dibandingkan skenario yang lain, yaitu Rp5.203.280.923,25 dan Rp1.316,85/kWh.