Energi panas bumi merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang memiliki
keunggulan berupa kontinuitas pasokan, menjadikannya kandidat utama untuk
mendukung transisi energi bersih. Penelitian ini mengkaji pemanfaatan excess
power dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sori Meraki untuk
produksi hidrogen hijau (green hydrogen) melalui proses alkaline electrolysis.
Studi ini diawali dengan tinjauan literatur dan observasi lapangan guna memperoleh
parameter sistem dan data variasi excess power dari PLTP. Selanjutnya dilakukan
pemodelan dan simulasi variasi kondisi operasi untuk mengevaluasi konsumsi
energi spesifik (Specific Energy Consumption), laju produksi hidrogen, serta
efisiensi termal sistem berdasarkan pendekatan Higher Heating Value (HHV) dan
Lower Heating Value (LHV). Hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan suhu
tumpukan secara signifikan meningkatkan efisiensi sistem dan laju produksi
hidrogen, dengan hubungan linear terhadap suhu dalam rentang 20 °C–90 °C. Pada
skenario daya 3,4 MW, hubungan antara tekanan operasi terhadap SEC dan efisiensi
menunjukkan kecocokan model yang baik, masing-masing dengan R2 sebesar 0,852
dan 0,7355. Evaluasi keekonomian dilakukan melalui estimasi Levelized Cost of
Hydrogen (LCOH) dan Levelized Cost of Electricity (LCOE). Diperoleh bahwa
LCOH menurun dari 2,00 USD/kg-H? pada daya 3,4 MW menjadi 1,41 USD/kg-H?
pada 15,26 MW. Penurunan serupa juga terjadi pada LCOE, dari 2,58 ¢/kWh
menjadi 0,52 ¢/kWh. Hasil ini menunjukkan bahwa pemanfaatan excess power dari
PLTP secara teknis dan ekonomi layak untuk mendukung produksi hidrogen hijau
skala industri di Indonesia.
Perpustakaan Digital ITB