digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Aktivitas tambang bawah tanah di beberapa wilayah dapat terjadi di bawah muka air tanah (MAT). Kondisi ini juga dapat terjadi pada tambang bawah tanah di Indonesia dengan sumber air panas dengan suhu ekstrem. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemanasan dalam kondisi jenuh air terhadap sifat fisik dan mekanik batuan, serta mengembangkan model numerik untuk memprediksi perilaku batuan pada kondisi tersebut. Sampel batuan beton diuji melalui pengujian sifat fisik dan mekanik pada variasi temperatur 25 °C hingga 100 °C. Penelitian ini menggunakan sampel beton dengan perbandingan semen dan pasir 1:3 sebagai sampel yang kemudian diuji melalui pengujian sifat fisik dan mekanik, meliputi uji kuat tekan (UCS), uji Point Load Index (PLI), Uji Kuat Tarik tak langsung (Brazilian Test) dan uji triaxial terhadap variasi temperatur. Perbandingan hasil pengujian pada sampel tanpa perlakuan pemanasan dengan temperatur tinggi (100 °C) pada kondisi jenuh air menunjukkan bahwa densitas (?) menurun sebesar 8,82%, porositas (n) meningkat sebesar 26,74%, void ratio (e) meningkat sebesar 37,31%, compressive strength (?c) menurun sebesar 52,30%, Modulus Young (E) menurun sebesar 49,24%, kohesi (c) menurun sebesar 44,87% dan sudut gesek dalam (?) menurun sebesar 24,21%. Pemodelan numerik dilakukan untuk memprediksi peningkatan strain, yang berubah akibat paparan temperatur tinggi dalam kondisi jenuh air. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kemunculan retakan (crack) akibat variasi temperatur, dan kemunculan pori batuan dilakukan pengujian lanjutan berupa Scanning Electron Microscope (SEM)