Aktivitas tambang bawah tanah di beberapa wilayah dapat terjadi di bawah muka
air tanah (MAT). Kondisi ini juga dapat terjadi pada tambang bawah tanah di
Indonesia dengan sumber air panas dengan suhu ekstrem. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh pemanasan dalam kondisi jenuh air terhadap sifat
fisik dan mekanik batuan, serta mengembangkan model numerik untuk
memprediksi perilaku batuan pada kondisi tersebut. Sampel batuan beton diuji
melalui pengujian sifat fisik dan mekanik pada variasi temperatur 25 °C hingga 100
°C. Penelitian ini menggunakan sampel beton dengan perbandingan semen dan
pasir 1:3 sebagai sampel yang kemudian diuji melalui pengujian sifat fisik dan
mekanik, meliputi uji kuat tekan (UCS), uji Point Load Index (PLI), Uji Kuat Tarik
tak langsung (Brazilian Test) dan uji triaxial terhadap variasi temperatur.
Perbandingan hasil pengujian pada sampel tanpa perlakuan pemanasan dengan
temperatur tinggi (100 °C) pada kondisi jenuh air menunjukkan bahwa densitas (?)
menurun sebesar 8,82%, porositas (n) meningkat sebesar 26,74%, void ratio (e)
meningkat sebesar 37,31%, compressive strength (?c) menurun sebesar 52,30%,
Modulus Young (E) menurun sebesar 49,24%, kohesi (c) menurun sebesar 44,87%
dan sudut gesek dalam (?) menurun sebesar 24,21%. Pemodelan numerik dilakukan
untuk memprediksi peningkatan strain, yang berubah akibat paparan temperatur
tinggi dalam kondisi jenuh air. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
kemunculan retakan (crack) akibat variasi temperatur, dan kemunculan pori batuan
dilakukan pengujian lanjutan berupa Scanning Electron Microscope (SEM)
Perpustakaan Digital ITB