Pengujian sifat fisik batuan menunjukkan bahwa peningkatan temperatur dari 25°C hingga 100°C menyebabkan penurunan densitas sebesar 8,82%, sementara porositas dan void ratio meningkat masing-masing sebesar 26,74% dan 37,31%. Hal ini disebabkan oleh pemuaian dan penguapan air dalam batuan yang meningkatkan volume. Pengujian cepat rambat gelombang ultrasonik menunjukkan penurunan kecepatan rambat sebesar 14,26% seiring peningkatan temperatur karena terbentuknya mikroretakan yang menyebabkan dispersi gelombang. Pengujian kuat tekan batuan menunjukkan penurunan kuat tekan (UCS) sebesar 52,30% dan modulus Young sebesar 49,24%, yang disebabkan oleh tekanan uap internal dan pembentukan mikroretakan. Variasi durasi pemanasan tidak signifikan mempengaruhi kuat tekan batuan. Analisis point load index (PLI) menunjukkan penurunan nilai Is sebesar 25,36%, dan kuat tarik batuan (Brazilian test) menurun sebesar 40,19% seiring peningkatan temperatur. Pengujian triaksial menunjukkan penurunan kohesi batuan sebesar 44,87% dan sudut gesek dalam sebesar 24,21%. Pemodelan numerik menunjukkan peningkatan strain pada dinding terowongan seiring kenaikan temperatur, dengan strain maksimal 9,27 pada 100°C. Analisis SEM (Scanning Electron Microscope) menunjukkan pori-pori batuan dan ikatan antar partikel, dengan area putih menunjukkan ketidakrataan permukaan.