Abstrak - DARWIN CITRAJAYA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER - Darwin Citrajaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 - Darwin Citrajaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - Darwin Citrajaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - Darwin Citrajaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - Darwin Citrajaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - Darwin Citrajaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA - Darwin Citrajaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Darwin Citrajaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Industri konstruksi memiliki peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi, namun dihadapkan pada tantangan kompleksitas dan dinamika tinggi yang menjadikan Manajemen Rantai Pasok (MRP) sebagai solusi krusial. Meskipun penting, implementasinya pada kontraktor kelas menengah sering kali terhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat implementasi manajemen rantai pasok (MRP) pada kontraktor kelas menengah di industri konstruksi, dengan menggunakan pendekatan proses MRP pada Supply Chain Operations Reference (SCOR) Model 12.0. Penelitian dilakukan dengan metode campuran (mixed methods), yang diawali dengan kajian literatur untuk menyusun 45 faktor penghambat berdasarkan proses utama dalam SCOR Model: Plan, Source, Make, Deliver, Return, dan Enable. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner berbasis skala Likert yang disebarkan kepada 18 kontraktor kelas menengah di wilayah Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Analisis dilakukan menggunakan statistik deskriptif dan Relative Importance Index (RII) untuk menentukan tingkat keparahan masing-masing faktor. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 3 faktor penghambat tertinggi berada pada proses Plan, yaitu pengelolaan anggaran yang kurang baik (RII = 0,989), kurangnya perencanaan manajemen rantai pasok (RII = 0,967), dan perencanaan penjadwalan yang kurang baik (RII = 0,967). Analisis pada level proses menunjukkan bahwa proses yang paling terhambat secara agregat adalah Deliver (RII = 0,944) akibat kegagalan dalam memenuhi ekspektasi pemilik proyek. Proses Make didominasi oleh isu produktivitas dan keterampilan tenaga kerja, sementara proses Source dan Enable menghadapi tantangan dalam relasi pemasok, sistem informasi, serta kolaborasi antar pihak. Secara keseluruhan, ditemukan 28 faktor yang sangat menghambat, 13 faktor menghambat, dan 4 faktor cukup menghambat. Temuan ini menunjukkan bahwa kegagalan puncak terjadi pada proses Deliver dengan akar permasalahan pada proses Plan, sehingga langkah perbaikan harus dimulai dari pembenahan proses Plan, khususnya dalam perencanaan anggaran dan penjadwalan.
Perpustakaan Digital ITB