digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Daniel Garnando Kristian
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Sebagai salah satu sistem dalam pembangkit listrik, seharusnya menara pendingin selalu beroperasi dengan optimal sesuai kondisi rancangannya. Tetapi seiring berjalannya waktu, performa menara pendingin mengalami penurunan. Apabila terjadi penurunan performa menara pendingin, tentu akan berakibat buruk bagi sistem pembangkit listrik secara keseluruhan. Evaluasi performa menara pendingin diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan performa menara pendingin setelah beroperasi selama puluhan tahun. Metode yang digunakan pada evaluasi performa menara pendingin yaitu metode kurva performa dan metode kurva karakteristik yang terdapat pada CTI ATC-105. Metode nilai efektivitas juga digunakan dalam mengevaluasi performa menara pendingin dari segi nilai efektivitas. Berdasarkan metode kurva performa, nilai kapabiltas mengalami penurunan dari 107,49 % menjadi 70,06 %. Kemudian, berdasarkan metode kurva karakteristik nilai kapabilitas telah menurun dari 113,84 % menjadi 69,11 %. Terakhir, berdasarkan metode nilai efektifitas, nilai efektifitas menara pendingin telah menurun dari 69,2 % menjadi 60,95 %. Modifkasi geometri dilakukan untuk meningkatkan performa menara pendingin. Dengan adanya modifikasi, laju aliran udara dalam menara pendingin mengalami peningkatan dari 627,74 kg/s menjadi 665,61 kg/s. Peningkatan laju aliran udara tersebut menyebabkan terjadinya penurunan temperatur air keluar menara pendingin dari 30 °C menjadi 29,6 °C. Pada akhirnya, penurunan temperatur air keluar menara pendingin tersebut dapat meningkatkan performa menara pendingin dari segi nilai efektivitas dari 60,95 % menjadi 62,17 %.