digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Feby Angriyani
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Wilayah Sumatra memiliki tatanan tektonik yang kompleks dipengaruhi oleh subduksi Lempeng India/Australia terhadap Blok Sunda serta keberadaan beberapa sesar aktif, termasuk Sesar Sumatra. Oleh karena itu, wilayah ini mengalami berbagai gempa besar, seperti gempa Aceh 2004 dengan kekuatan MW 9,2 dan gempa Nias 2005 dengan kekuatan MW 8,6. Pelepasan energi secara perlahan tanpa disertai dengan gempa dapat terjadi di zona subduksi. Fenomena ini disebut dengan Slow Slip Events (SSE). Kejadian SSE telah teridentifikasi di Sumatra pada tahun 1829 hingga 1861 dan 1966 hingga 1981 di Pulau Simeulue dan Kepulauan Banyak. SSE ini dapat memicu terjadinya gempa, seperti gempa Nias-Simeulue 1861 dengan kekuatan MW ~ 8,5. Dari permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pola deformasi dari data Global Positioning System (GPS) dan potensi SSE di zona subduksi Sumatra bagian utara. Data GPS yang digunakan adalah 42 stasiun Sumatran GPS Array (SuGAr) dengan waktu perekaman dari tahun 2002 hingga 2023 dan 45 stasiun Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan waktu perekaman 2009 hingga 2022. Proses pengolahan data GPS dilakukan untuk data SuGAr menggunakan metode Precise Point Positioning (PPP) pada perangkat lunak GipsyX versi 2.0 dengan luaran berupa posisi harian stasiun. Data GPS yang dikelola BIG telah tersedia dalam bentuk data posisi harian. Data posisi harian seluruh stasiun tersebut ditransformasikan terhadap Blok Sunda. Data GPS tersebut ditampilkan dalam grafik data deret waktu pada arah horizontal dan vertikal untuk menganalisis pola displacement. Selanjutnya, pola deformasi dapat diketahui dengan menghitung kecepatan relatif setiap stasiun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SSE tidak teridentifikasi karena data GPS yang digunakan tidak kontinu. Namun, data GPS ini menujukkan fase postseismic akibat gempa Aceh 2004, sedangkan fase postseismic gempa Nias 2005 berakhir pada tahun 2012. Hasil pemodelan distribusi slip deficit rate dapat mengestimasi akumulasi energi dengan data GPS tahun 2015 – 2023 sebesar MW 8,85.