digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Roro Listya Angela Naibaho
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Roro Listya Angela Naibaho
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Roro Listya Angela Naibaho
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Roro Listya Angela Naibaho
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Roro Listya Angela Naibaho
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Roro Listya Angela Naibaho
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Roro Listya Angela Naibaho
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Roro Listya Angela Naibaho
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Roro Listya Angela Naibaho
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan dalam perekonomian global yang memiliki potensi besar, namun menghadapi tantangan dalam dinamika pasar yang semakin beragam. Salah satu segmen yang berkembang pesat adalah pariwisata mewah, yang dalam dua dekade terakhir mengalami pergeseran paradigma dari konsumsi berbasis produk menuju pencarian pengalaman yang bersifat personal, autentik, dan bermakna. Pergeseran ini dipengaruhi oleh perubahan ekonomi global dari fokus kepada ekonomi barang menjadi ekonomi pengalaman. Dalam konteks negara berkembang seperti Indonesia, kajian mengenai pariwisata mewah masih terbatas, terutama yang bersifat komprehensif dan multidimensi dengan melibatkan berbagai aktor serta memperhitungkan faktor makro maupun mikro. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pariwisata mewah di kawasan The Nusa Dua ITDC Bali. Penelitian menggunakan pendekatan metode campuran (mixed methods) dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner, wawancara, observasi lapangan, dan studi data sekunder. Analisis data dilakukan melalui teknik analisis konten, analisis deskriptif kualitatif, serta analisis deskriptif kuantitatif. Kerangka analisis dalam penelitian ini mencakup dua dimensi utama, yaitu faktor makro dan mikro. Faktor makro dianalisis dengan pendekatan PESTE (politik dan hukum, ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan ekologi), sedangkan faktor mikro mencakup tiga fokus, yakni karakteristik kawasan sebagai objek pariwisata mewah, karakteristik wisatawan, serta relasi kegiatan pariwisata mewah dengan masyarakat dan budaya lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik utamavi pariwisata mewah di kawasan The Nusa Dua ditandai oleh eksklusivitas spasial, layanan berkualitas tinggi, serta pengalaman wisata yang bersifat simbolik, emosional, dan personal. Faktor-faktor makro saling berinteraksi dalam membentuk karakter kawasan sebagai destinasi mewah, tata kelola yang selektif, daya beli wisatawan yang tinggi, kesadaran penggunaan teknologi, serta penataan ruang yang ramah lingkungan. Secara internal, karakteristik pariwisata mewah di kawasan ini tercermin dari integrasi antara kualitas fisik kawasan, pengalaman responden wisatawan, dan relasi sosial-budaya yang terbangun. Kawasan The Nusa Dua secara fisik menunjukkan atribut destinasi mewah melalui dominasi jaringan hotel bintang lima berskala internasional, fasilitas eksklusif, dan atmosfer yang memadukan estetika modern dengan sentuhan budaya lokal. Sementara itu, dari sisi wisatawan, mayoritas responden wisatawan merupakan generasi muda domestik dengan daya beli menengah atas hingga tinggi, yang mencari kenyamanan, simbol status, serta pengalaman wisata yang otentik dan intim. Konsumsi wisata bersifat simbolik dan emosional, dengan motivasi utama berupa pencitraan diri dan validasi sosial. Relasi antara aktivitas pariwisata mewah dan masyarakat lokal menunjukkan ambivalensi, di satu sisi menciptakan peluang kerja dan partisipasi budaya, namun di sisi lain menimbulkan eksklusi ruang, ketimpangan distribusi manfaat, dan tekanan terhadap nilai-nilai lokal. Interaksi responden wisatawan dan masyarakat cenderung bersifat transaksional, dengan budaya lokal lebih banyak direpresentasikan dalam bentuk visual daripada keterhubungan sosial yang bermakna. Temuan ini menegaskan bahwa pariwisata mewah merupakan fenomena kompleks dan multidimensi yang memerlukan pendekatan holistik. Kebaruan dari penelitian ini terletak pada integrasi analisis faktor eksternal dan internal secara simultan, serta penekanan pada aspek relasi sosial dan nilai budaya lokal dalam konteks konsumsi wisata mewah. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pariwisata, khususnya dalam memahami dinamika dan tantangan pariwisata mewah di kawasan destinasi negara berkembang.