digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2018_TA_PP_REYNATHA_C_A_PANGSIBIDANG_1-COVER.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_REYNATHA_C_A_PANGSIBIDANG_1-BAB_1.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_REYNATHA_C_A_PANGSIBIDANG_1-BAB_2.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_REYNATHA_C_A_PANGSIBIDANG_1-BAB_3.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_REYNATHA_C_A_PANGSIBIDANG_1-BAB_4.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_REYNATHA_C_A_PANGSIBIDANG_1-BAB_51.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_REYNATHA_C_A_PANGSIBIDANG_1-BAB_6.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_REYNATHA_C_A_PANGSIBIDANG_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Pemberian vaksin melalui rute intravena memiliki beberapa kekurangan antara lain bersifat invasif, dapat mengakibatkan infeksi, biaya produksi lebih mahal dan hanya efektif untuk menginduksi respon imun sistemik karena antibodi yang dihasilkan tidak dapat mencapai mukosa. Untuk mengatasi kekurangan dari vaksinasi melalui rute pemberian intravena tersebut, saat ini dikembangkan vaksin melalui rute pemberian oral. Penghantaran sediaan antigen harus memperhatikan faktor perlindungan terhadap kondisi asam di lambung dan keadaan di intestinal. Oleh karena itu digunakan natrium alginat, Eudragit S100, dan Eudragit FS 30D yang berfungsi sebagai polimer salut enterik dengan situs tujuan ke daerah ileum. Selain itu tantangan terbesar dalam formulasi antigen secara oral adalah memastikan agar antigen sampai pada situs target spesifik, yaitu pada sel M di follicle associated ephitellium (FAE) Peyer’s patches (PPs). Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk menentukan formulasi sediaan nanopartikel antigen BSA dengan ekstrak meniran yang paling optimal sehingga nantinya sediaan sampai di situs target spesifik dan dapat menginduksi sistem respon imun paling tinggi. Formulasi sediaan dibuat dalam bentuk nanopartikel agar sediaan dapat diinternalisasi oleh sel M menuju sel-sel dendritik dan makrofag. Phyllanthus niruri L. (PN) digunakan sebagai adjuvan untuk meningkatkan imunogenisitas dari nanopartikel Bovine Serum Albumin (BSA). Nanopartikel dibuat dengan metode gelasi ionotropik menggunakan polimer kitosan sebagai matriks dengan natrium tripolifosfat sebagai cross linker. Sebanyak 50 ppm BSA dijeratkan ke dalam nanopartikel dan dosis ekstrak PN yang digunakan yaitu 175; 350; dan 700 µg. Nanopartikel kemudian dikarakterisasi berupa ukuran partikel, dan indeks polidispersitas. Efisiensi penjerapan BSA dan PN masing-masing ditentukan menggunakan metode Bradford dan spektrofotometri UV dengan kuersetin sebagai marker. Dari hasil evaluasi in vitro diketahui bahwa polimer yang bekerja paling optimal untuk melindungi nanopartikel NP-BPN adalah Eudragit FS 30D. Sementara berdasarkan hasil evaluasi in vivo pada hari ke-9 setelah imunisasi menunjukkan sediaan yang dapat meningkatkan sistem respon imun yang paling baik adalah NP- E 700 µg/ml. Dari hasil penelitian formula nanopartikel antigen BSA dengan ekstrak meniran yang meningkatkan respon imun paling tinggi adalah formula NP-BPN 4.