digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bangun Sugito
PUBLIC Open In Flipbook Ridha Pratama Rusli

Indonesia memliki tantangan besar untuk mewujudkan target Net Zero Emission pada tahun 2060. Hal ini dikarenakan masih cukup dominannya penggunaan batubara untuk sektor pembangkitan listrik (PLTU) untuk memenuhi pembebanan dasar (based load). Untuk memproduksi listrik dengan harga yang terjangkau namun tetap ramah lingkungan, teknologi Post-Combustion Carbon capture pada PLTU batubara tentu dapat menjadi solusi alternatif. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji evaluasi tekno-ekonomi dari penerapan teknologi penangkapan karbon pasca-pembakaran (Post-Combustion Carbon Capture) pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara subcritical dengan total kapasitas 3 x 315 MW. Post-Combustion Carbon Capture adalah salah satu metode penangkapan karbon yang diharapkan dapat mengurangi 90% emisi gas rumah kaca dari PLTU batubara, yang merupakan sumber utama emisi karbon dioksida (CO2) dalam sektor pembangkitan. Metode penelitian yang digunakan mencakup analisis literatur, studi kasus, dan model simulasi computer menggunakan Aspen HYSYS V12. Data teknis dan ekonomi diperoleh dari literatur ilmiah yang relevan serta dari studi kasus implementasi teknologi penangkapan karbon pasca-pembakaran di PLTU batubara. Model simulasi komputer digunakan untuk mengevaluasi performa PLTU dengan dan tanpa teknologi penangkapan karbon, memodelkan integrasi satu Post- Combustion Carbon Capture untuk dua dan tiga unit PLTU batubara subcritical, serta untuk menghitung biaya operasional dan investasi yang terkait. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan target penangkapan CO? sebesar 90%, penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) secara individu pada PLTU berkapasitas 1 × 315 MW memerlukan Capital Expenditure (CAPEX) sebesar 180,9 juta USD dan Operational Expenditure (OPEX) sebesar 59,9 juta USD, dengan Levelized Cost of Electricity (LCOE) mencapai 93,4 USD/MWh (Rp 1.588/kWh). Net Present Value (NPV) positif dapat dicapai pada tahun ke-20 dengan tambahan kontribusi pajak karbon sebesar 68,5 USD/tCO? (Rp 1.149/tCO?), sedangkan untuk mencapai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 8%, diperlukan pajak karbon sebesar 71,4 USD/tCO? (Rp 1.191/tCO?).