2025 SK PP Final Project_Sabina Octaria Siregar_19222016
PUBLIC Open In Flipbook Jufrizal Effendi, S.Sos
Industri seni pertunjukan berkontribusi besar terhadap pembangunan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja, pariwisata, dan penguatan ekonomi kreatif (Nyarko & Debordes, 2024). Sektor ini mencakup beragam bentuk seni, seperti teater, tari, musik, dan opera. Seiring perubahan preferensi konsumen yang terdigitalisasi, seni pertunjukan semakin mengintegrasikan storytelling imersif dan pengalaman digital untuk memenuhi ekspektasi audiens modern. JumpWorks, sebuah agensi kreatif di bidang seni pertunjukan, menghadapi tantangan finansial berupa pendapatan yang tidak stabil, margin laba yang berfluktuasi, dan keterbatasan proyeksi akibat penggunaan strategi harga berbasis biaya. Penelitian ini mengevaluasi tiga alternatif strategi harga—Cost-Plus Pricing, Tiered-Based Pricing, dan Value-Based Pricing—melalui analisis keuangan komprehensif dan simulasi skenario. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Value-Based Pricing memberikan kinerja terbaik, dengan estimasi laba bersih tahunan Rp60.700.000 dan margin laba bersih rata-rata 20,3%. Analisis kelayakan finansial mendukung penerapan strategi ini, dengan Net Present Value (NPV) sebesar Rp206.000.000, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 71%, periode pengembalian selama dua tahun, dan indeks profitabilitas 3,74. Simulasi skenario dalam berbagai kondisi pasar menegaskan ketahanan dan fleksibilitas model harga ini. Meskipun indikator keuangan menunjukkan prospek yang kuat dan daya tarik investasi tinggi, keberhasilan dalam industri kreatif berbasis layanan dan berpusat pada manusia juga sangat bergantung pada reputasi dan kredibilitas, bukan semata-mata pada kinerja finansial.
Perpustakaan Digital ITB