ABSTRAK - Desi Fitriani
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Desi Fitriani
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Desi Fitriani
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Desi Fitriani
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Desi Fitriani
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Desi Fitriani
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Desi Fitriani
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Desi Fitriani
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Desi Fitriani
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Hemiselulosa sebagai komponen dari holoselulosa memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk bernilai tinggi seperti biofuel, bioplastik, dan bahan industri lain. Namun, saat ini pemanfaatan hemiselulosa masih terbatas dan belum optimal. Pengembangan teknologi fraksionasi biomassa lignoselulosa yang selektif dan efisien, termasuk metode hidrolisis diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah hemiselulosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas asam maleat sebagai katalis biomimetik dalam hidrolisis hemiselulosa dari holoselulosa tandan kosong sawit (TKS) pada kondisi ringan dengan penambahan pelarut aprotik polar propilen karbonat (PK) dan asetonitril (ACN). TKS diproses melalui delignifikasi metode klorit-asam, kemudian direaksikan dalam reaktor batch dengan variasi temperatur (80°C dan 100°C), durasi (30,50,70 menit), dan penambahan pelarut (tanpa pelarut, propilen karbonat (PK), dan asetonitril (ACN)). Gula dianalisis menggunakan metode DNS, sedangkan kandungan xilosa dianalisis melalui HPLC. Hasil menunjukkan bahwa penambahan pelarut meningkatkan derajat hidrolisis, dengan nilai tertinggi 41,7% diperoleh pada kondisi 100°C selama 70 menit dengan penambahan PK. Perlakuan ACN juga memberikan peningkatan signifikan dibanding kontrol. Namun, selektivitas xilosa menurun pada sistem dengan pelarut, diduga akibat pemutusan acak ikatan hemiselulosa. Metode DNS bersifat non-spesifik, dan hasil HPLC belum membuktikan bahwa xilosa merupakan produk utama. Meskipun efisiensi konversi meningkat, diperlukan optimasi lanjutan dan konfirmasi produk untuk meningkatkan selektivitas.
Perpustakaan Digital ITB