Lahan basah Kalimantan Selatan merupakan ekosistem vital dengan fungsi ekologis penting, namun mengalami tekanan signifikan akibat pembangunan hunian yang tidak adaptif. Permasalahan utama seperti rendahnya daya dukung tanah, tingginya kelembapan, dan risiko banjir menjadi tantangan dalam merancang bangunan yang berkelanjutan. Penelitian ini mengeksplorasi karakteristik tektonika Rumah Tradisional Kalimantan Selatan sebagai basis untuk merumuskan strategi konstruksi bangunan tangguh di lahan basah. Melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif, studi ini menganalisis empat objek rumah tradisional menggunakan observasi lapangan, simulasi struktural, serta evaluasi performa terhadap beban momen, tumpuan, dan gaya hidrodinamis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen-elemen tektonika seperti sistem pondasi panggung, sambungan pasak kayu, layout ramping, atap curam, dan material lokal seperti kayu ulin berperan penting dalam ketahanan bangunan terhadap kondisi lahan basah. Masing-masing aspek memberikan kontribusi spesifik terhadap deformasi minimal, distribusi beban yang merata, serta adaptasi terhadap gaya lateral akibat banjir. Temuan ini menghasilkan seperangkat kriteria pembangunan berbasis tektonika lokal yang dapat diadopsi sebagai strategi mitigasi bencana dan konservasi lingkungan. Pengetahuan ini memperkuat posisi arsitektur vernakular sebagai rujukan metodologis dalam pengembangan desain arsitektur berkelanjutan di kawasan rawan bencana air.
Perpustakaan Digital ITB