PT.Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1 Zona 4 sebagai salah satu perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi memiliki peran dalam menjaga energi nasional di sektor minyak dan gas (MIGAS). Salah satu upayanya adalah dengan melakukan pengeboran sumur minyak dan gas dengan menggunakan berbagai inovasi, termasuk Teknologi Mutakhir seperti Walking Rig. Pada tahun 2024 PHR Regional 1 Zona 4 berencana akan menambah sumur di struktur Benuang. Tahap awal operasi pemboran adalah pemindahan peralatan pemboran (Moving). Beberapa tantangan perlu dihadapi oleh PHR dalam upaya pemboran di struktur Benuang. Tahap awal dalam operasi pemboran diawali dengan pemindahan atau mobilisasi peralatan pemboran yang terdiri dari 5 sistem meliputi sistem tenaga, sistem putar, sistem pengangkat, sistem sirkulasi dan sistem pencegah blow out. Beberapa permasalahan atau tantangan yang dihadapi dalam pengeboran di Lapangan Benuang pada tahap awal (Moving) antara lain (1) meningkatnya biaya pembebasan lahan, (2) permasalahan sosial seperti demonstrasi, (3) jarak antar sumur pada saat moving, (4) penggunaan jalan bersama dengan perusahaan lain, dan (5) kondisi cuaca. PHR perlu mengambil keputusan atau strategi untuk meminimalisir kegiatan moving dengan melakukan pengeboran pada beberapa sumur di satu tempat. Strategi ini dapat menjadi salah satu alternatif solusi untuk mengurangi dampak permasalahan sosial dan menambah jumlah sumur yang dibor. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan tidak tercapainya target pengeboran di Lapangan Benuang. Metode diagram tulang ikan dapat mencari beberapa kemungkinan penyebab tidak tercapainya target pemboran dan diskusi yang melibatkan para ahli di PHR Regional 1 Zona 4 menghasilkan beberapa alternatif metode pelaksanaan. Software Super Decision digunakan untuk melakukan perhitungan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang digunakan untuk memilih solusi terbaik berdasarkan kriteria waktu pemboran, biaya pemboran, waktu sumur berproduksi.
Perpustakaan Digital ITB