Cabai merupakan sayuran semusim yang memiliki masa simpan yang singkat karena
pembusukan akibat oksigen. Cabai juga memiliki potensi limbah tanaman yang tinggi,
yaitu sekitar 940 ton untuk daerah Kecamatan Cibatu saja. Potensi limbah ini dapat
dimanfaatkan karena batang tanaman cabai mengandung 43% selulosa, 25%
hemiselulosa, 16% lignin. Kandungan limbah ini dapat dimanfaatkan sebagai oxygen
scavenger paper packaging melalui proses delignifikasi biologis oleh jamur pelapuk
putih. Proses delignifikasi biologis berfungsi untuk mereduksi lignin dari lignoselulosa
dengan menggunakan bantuan mikroorganisme sehingga dapat meningkatkan
kemudahan akses dalam proses memanfaatkan selulosa. Asam askorbat dipilih sebagai
oxygen scavenger karena aman terhadap bahan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengembangkan kertas aktif oxygen scavenger dari limbah tanaman cabai dengan
penambahan asam askorbat untuk memperpanjang umur simpan cabai rawit.
Biodelignifikasi dilakukan pada tiga variasi jenis jamur, dua variasi rasio solid-liquid, dan
tiga variasi waktu. Penurunan lignin paling tinggi diperoleh pada biodelignifikasi dengan
jamur Trametes versicolor dengan rasio solid-liquid 1:3 selama 7 hari. Kertas yang
diperoleh dari hasil biodelignifikasi ini memiliki kadar air yang sesuai standar SNI,
namun memiliki ketebalan dan daya serap air tinggi. Setelah perendaman di dalam larutan
asam askorbat, didapat efektivitas penyerapan oksigen oleh kertas aktif mencapai 13%.
Berdasarkan uji pengemasan cabai, kemasan dengan kertas aktif ini dapat
memperpanjang umur simpan cabai rawit yang ditandai dengan adanya penurunan
persentase susut bobot cabai. Hal ini juga didukung oleh melambatnya perubahan warna
cabai menuju pembusukan.
Perpustakaan Digital ITB