Regulasi lingkungan di berbagai industri, khususnya industri kelapa sawit di Indonesia,
bertujuan untuk melestarikan sumber daya alam dan memastikan pembangunan
berkelanjutan. Sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia
menghadapi tantangan signifikan dalam mengelola Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
(POME), yang merupakan produk sampingan yang sangat beracun. POME sulit ditangani
karena produksinya yang besar dan ketidakefektifan metode pengolahan saat ini.
Teknologi fotokatalitik menawarkan potensi untuk pengolahan POME, tetapi teknologi
yang ada memiliki kelemahan yang menghambat penerapan skala besar. Cerium dioksida
(CeO2) adalah salah satu fotokatalis yang paling umum digunakan dalam degradasi
polutan. CeO2 menunjukkan aktivitas fotokatalitik yang menjanjikan karena sifat fisik
dan kimia yang menarik, biaya rendah, dan toksisitas rendah. Pengujian aktivitas
fotokatalitik dilakukan menggunakan reaktor iluminasi terbenam yang dilengkapi dengan
lampu xenon (Xe) 300 watt. Variasi kondisi eksperimen meliputi tingkat pH larutan 5, 7,
dan 8; konsentrasi dopan Mn sebesar 3%, 15%, dan 20%; serta beban katalis 1 g/L dan 2
g/L. Fotokatalis Mn–CeO2 20% menunjukkan performa tertinggi, mencapai degradasi
fotokatalitik sebesar 50,4% dengan laju reaksi 0,003 menit-¹ dan degradasi total 73% pada
kondisi optimal pH 5 dan beban katalis 2,0 g/L. Karakterisasi fotokatalis yang disintesis
dilakukan menggunakan analisis XRD, UV-Vis, SEM, dan BET untuk menentukan
struktur kristal, energi celah pita, morfologi permukaan, luas permukaan spesifik, dan
distribusi ukuran pori. Katalis tersebut juga menunjukkan stabilitas yang baik, dengan
penurunan efisiensi fotodegradasi hanya sebesar 6% setelah digunakan, sambil
mempertahankan sifat struktural dan morfologinya.
Perpustakaan Digital ITB