Penstabil nyala api untuk kompor gas telah dirancang, dibuat, dan diuji untuk penggunaan elpiji dalam kemasan 3 kg (Pertamina) dengan menggunakan kompor gas 2 tungku. Tujuan perancangan ini adalah untuk mengatasi masalah penurunan aliran gas pada pemakaian kompor yang terus menerus lebih dari 1 jam dan untuk memperbaiki desain sebelumnya yang mempunyai posisi bottom heat mode.
Alat penstabil nyala api ini dibuat dengan prinsip kerja pipa kalor jenis loop heat pipe (LHP) dengan air sebagai fluida kerjanya. Pipa yang digunakan adalah pipa tembaga dengan diameter 3/8” untuk bagian kondensor dan 1/2” untuk bagian evaporator. Total panjang pipa yang digunakan adalah 540 cm. Ukuran ini diperoleh secara eksperimental dan dikuatkan dengan hasil analisa dimana temperatur kesetimbangan elpiji adalah 23,2 oC dan tekanan uap jenuh sebesar 3,4 bar dalam keadaan operasi. Pipa kalor ini diaplikasikan pada posisi tabung elpiji yang sejajar ketinggiannya dengan posisi kompor gas. Selain itu, penggunaan bahan bakar pada aplikasi dengan pipa kalor menjadi lebih hemat 2% dibandingkan dengan pemakaian kompor gas tanpa pipa kalor.
Untuk posisi tabung elpiji lebih rendah 10 cm daripada kompor gas, terjadi fenomena histerisis pada temperatur pipa kalor antara 80 oC dan 90 oC sedangkan temperatur dinding tabung masih belum stabil berentang di antara 22 oC dan 25,7 oC setelah 50 menit operasi.
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa alat penstabil yang baik untuk digunakan adalah untuk posisi tabung elpiji yang sejajar ketinggiannya dengan posisi kompor gas.
Perpustakaan Digital ITB