digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


AKBAR HIDAYATULLAH
EMBARGO  2028-12-02 

AKBAR HIDAYATULLAH
EMBARGO  2028-12-02 

AKBAR HIDAYATULLAH
EMBARGO  2028-12-02 

AKBAR HIDAYATULLAH
EMBARGO  2028-12-02 

AKBAR HIDAYATULLAH
EMBARGO  2028-12-02 

AKBAR HIDAYATULLAH
EMBARGO  2028-12-02 


Etil asetat merupakan salah satu bahan kimia yang paling penting karena banyak digunakan sebagai pelarut, bahan obat, parfum, dan agen perisa. Dalam skala industri, etil asetat diproduksi dari etanol dan asam asetat dengan katalis homogen seperti H2SO4, H3PO4, atau HCl yang tidak dapat dipakai berulang, korosif, dan rendemennya moderat. Oleh karena itu, katalis heterogen seperti asam Lewis Fe dan Ni dengan penyangga, perlu dikembangkan agar kinerjanya lebih stabil. Material penyangga yang mulai banyak diteliti adalah cellulose nanocrystal (CNC). Eceng gondok (Eichhornia crassipes) menjadi salah satu sumber CNC yang paling potensial karena kadar selulosanya tinggi dan merupakan gulma yang merugikan. Pada penelitian ini, eceng gondok sumber selulosa diperoleh dari Waduk Cirata, Jawa Barat. Isolasi selulosa diawali proses dewaxing dengan air dan etanol, delignifikasi dengan larutan NaOH dan NH3, serta penggelantangan dengan larutan H2O2 dan asam asetat. Selulosa hasil isolasi dihidrolisis dalam dua tahap, yaitu dengan larutan H2SO4 (20% (v/v)) dilanjutkan dengan larutan H3PO4 (25% (v/v)) untuk memperoleh CNC yang dimurnikan dengan larutan NaOH (7% (b/v)) dan urea (12% (b/v)). CNC diasetilasi menggunakan asam asetat, anhidrida asetat, dan HCl menghasilkan acetylated cellulose nanocrystal (ACNC) untuk meningkatkan kompatibilitas. Karakterisasi spektroskopi Fourier transformed infrared (FTIR) selulosa, CNC, dan ACNC hasil produksi mengonfirmasi struktur ketiganya. Karakterisasi X-ray diffraction (XRD) selulosa menunjukkan tipe kristalnya, yakni selulosa I. Difraktogram CNC dan ACNC menggambarkan puncak difraksi selulosa tipe II yang lebih stabil. Analisis particle size analyzer (PSA) mengonfirmasi terbentuknya kristal selulosa berukuran nano pada CNC (ukuran < 100 nm sebanyak 48,47%). ACNC yang terbentuk direaksikan dengan FeSO4?7H?O, NiCl2, dan larutan NaOH 2 M membentuk katalis Fe3O4/????-Ni(OH)2/ACNC. Ikatan Fe-O dan Ni-O teramati dari FTIR dan strukur katalis keseluruhan berupa amorf melalui XRD. Katalis tersebut diujikan dalam produksi etil asetat dengan kondisi optimal pada rasio volume etanol:asam asetat (10:1), 6,67% (b/b) katalis, dan reaksi pada 110 °C selama satu jam. Konversi etanol diperoleh sebesar 45,45% pada pemakaian pertama dan 14,22% pada pemakaian keempat.