Penelitian ini mengkaji pengaruh litofasies dan deformasi struktur terhadap distribusi rekahan dan proses diagenetik pada batugamping Formasi Rajamandala di Tebing Pabeasan, Jawa Barat. Observasi lapangan dan metode scanline menunjukkan bahwa rekahan alami dan stilolit mendominasi jaringan rekahan, dengan variasi signifikan pada intensitas, aperture, dan densitas antar litofasies. Platy Coral Bindstone menunjukkan nilai porositas tertinggi (1,36%) dan permeabilitas (313,51 mD) pada zona kerusakan sesar, diikuti oleh Platy Coral Bindstone dan Skeletal-Coral Clast Floatstone, serta Head-Massive Coral Framestone. Analisis statistik memperlihatkan korelasi positif yang kuat antara intensitas dan densitas rekahan (R² = 0,84), serta antara porositas dan permeabilitas (R² = 0,939), yang mencerminkan pola deformasi yang konsisten pada tiap litofasies.
Analisis petrografi dan XRD mengidentifikasi proses diagenetik utama berupa pelarutan kalsit, silisikasi, serta presipitasi mineral lempung (kaolinit dan ilit), khususnya pada zona inti sesar. Zona kerusakan lebih didominasi oleh pelarutan kalsit, sementara zona inti sesar menunjukkan presipitasi silikat dan mineral lempung yang lebih intens, sehingga meningkatkan porositas pada zona kerusakan dan menurunkannya di zona inti akibat sementasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atribut rekahan dan proses diagenesis sekunder memiliki peran penting dalam mengontrol kualitas reservoir karbonat. Variasi litofasies dan tingkat kerusakan memengaruhi distribusi spasial porositas dan permeabilitas, menekankan pentingnya konektivitas rekahan dan pengaruh diagenetik dalam sistem reservoir karbonat yang dikontrol sesar.
Perpustakaan Digital ITB