Eksistensi air dalam bentuk rendaman pada struktur perkerasan diketahui memiliki
dampak yang buruk. Pemahaman yang tepat dalam menilai seberapa besar dampak
yang dihasilkan, akan sangat membantu dalam melakukan evaluasi kinerja struktur
perkerasan. Penelitian ini menggunakan metode yang memungkinkan untuk
menganalisis pengaruh variasi tinggi muka air terhadap performa konstruksi
perkerasan. Simulasi dilakukan dengan menaikkan elevasi muka air secara bertahap
dari kedalaman 10 meter di bawah subgrade hingga ke subbase. Soil Water
Characteristic Curve (SWCC) dimanfaatkan dalam hal ini untuk menentukan
gradasi derajat kejenuhan pada subgrade dan subbase yang terjadi akibat adanya
rendaman pada elevasi tertentu, yang juga mempengaruhi nilai modulus
resiliennya. Metode analisis dengan 3D finite element digunakan dalam
memperoleh visualisasi dan nilai regangan kritis ketika kondisi tidak jenuh hingga
sepenuhnya jenuh, untuk kemudian dinyatakan sebagai nilai kinerja berdasarkan
Manual Desain Perkerasan Jalan 2024 (MDP 2024). Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa kinerja struktur perkerasan lentur, terutama kinerja
deformasi permanen, dinilai sangat sensitif terhadap perubahan tinggi muka air
rendaman. Dengan rata-rata Indeks Sensitivitas 0,89; perkerasan dapat mengalami
penurunan kinerja hingga 10% untuk tiap meter kenaikan elevasi rendaman.
Temuan menarik lainnya adalah identifikasi elevasi muka air dimana pengaruh
yang diberikan terhadap perubahan kinerja tidak lagi signifikan, yaitu pada elevasi
lebih besar dari 60 cm di bawah subgrade, yang bersesuaian dengan syarat jagaan
muka air yang direkomendasikan oleh MDP 2024.
Perpustakaan Digital ITB