digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Eksistensi air dalam bentuk rendaman pada struktur perkerasan diketahui memiliki dampak yang buruk. Pemahaman yang tepat dalam menilai seberapa besar dampak yang dihasilkan, akan sangat membantu dalam melakukan evaluasi kinerja struktur perkerasan. Penelitian ini menggunakan metode yang memungkinkan untuk menganalisis pengaruh variasi tinggi muka air terhadap performa konstruksi perkerasan. Simulasi dilakukan dengan menaikkan elevasi muka air secara bertahap dari kedalaman 10 meter di bawah subgrade hingga ke subbase. Soil Water Characteristic Curve (SWCC) dimanfaatkan dalam hal ini untuk menentukan gradasi derajat kejenuhan pada subgrade dan subbase yang terjadi akibat adanya rendaman pada elevasi tertentu, yang juga mempengaruhi nilai modulus resiliennya. Metode analisis dengan 3D finite element digunakan dalam memperoleh visualisasi dan nilai regangan kritis ketika kondisi tidak jenuh hingga sepenuhnya jenuh, untuk kemudian dinyatakan sebagai nilai kinerja berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan 2024 (MDP 2024). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kinerja struktur perkerasan lentur, terutama kinerja deformasi permanen, dinilai sangat sensitif terhadap perubahan tinggi muka air rendaman. Dengan rata-rata Indeks Sensitivitas 0,89; perkerasan dapat mengalami penurunan kinerja hingga 10% untuk tiap meter kenaikan elevasi rendaman. Temuan menarik lainnya adalah identifikasi elevasi muka air dimana pengaruh yang diberikan terhadap perubahan kinerja tidak lagi signifikan, yaitu pada elevasi lebih besar dari 60 cm di bawah subgrade, yang bersesuaian dengan syarat jagaan muka air yang direkomendasikan oleh MDP 2024.