digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Gabe Jumagar Simanjuntak
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Gabe Jumagar Simanjuntak
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Gabe Jumagar Simanjuntak
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4Gabe Jumagar Simanjuntak
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Gabe Jumagar Simanjuntak
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Gabe Jumagar Simanjuntak
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Salah satu dampak dari kegiatan penambangan khususnya metode open pit adalah terdapat perubahan topografi yang membentuk lubang besar yang berpotensi menjadi tempat penampungan air atau biasanya disebut dengan void. Kegiatan operasi penambangan PT XYZ diperkirakan berakhir pada tahun 2027, sehingga perlu dilakukan perhitungan lama waktu pengisian void agar air limpasan dapat ditangani dengan baik. Sistem penyaliran pada area tambang juga perlu dianalisis untuk mengendalikan air agar tidak mengganggu kegiatan pascatambang. Metodologi melibatkan pengolahan data curah hujan harian periode 2015–2025, data topografi, dan karakteristik daerah tangkapan hujan. Perhitungan waktu pengisian void menggunakan trapezoidal rule untuk volume dan pendekatan statistik deskriptif untuk curah hujan rencana pada pessimistic approach (P25), most likely (P50), dan optimistic approach (P75), sedangkan debit limpasan dianalisis dengan metode Hidrograf Satuan Sintetik Soil Conservation Service (HSS SCS) mengacu pada SNI 2415:2016. Hasil analisis menunjukkan bahwa waktu pengisian void adalah 4,7 tahun (worst case scenario), 3,7 tahun (base case scenario), dan 3 tahun (best case scenario). Untuk menangani air limpasan direkomendasikan pembangunan tanggul pada elevasi 34 m dengan panjang 6 m dan tinggi 2 m, dilengkapi pintu air berukuran 0,45 m × 1 m, serta saluran terbuka berbentuk trapesium dengan dimensi lebar atas 1,4 m, lebar bawah 0,65 m dan kedalaman air 0,65 m (B = 1,4 m; b = 0,65 m; y = 0,65 m; ? = 60°)