digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kharisma Dwi Anggraheni
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Gunung Agung merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia yang kembali menunjukkan aktivitas vulkanik pada periode 2017–2019, setelah erupsi dahsyat dengan VEI 5 pada tahun 1963. Aktivitas ini menandakan bahwa sistem magmatik Gunung Agung masih aktif dan memiliki potensi bahaya untuk masyarakat. Pemantauan aktivitas yang akurat dan kontinu diperlukan untuk memahami proses yang terjadi di bawah permukaan. Salah satu metode yang efektif untuk memantau deformasi permukaan adalah Global Positioning System (GPS), yang mampu mengestimasi posisi stasiun dalam skala milimeter secara kontinu. Penelitian tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis pola deformasi dan sumbernya menggunakan data GPS dari beberapa stasiun permanen milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta stasiun campaign milik Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2018-2019 yang terletak di sekitar Gunung Agung. GipsyX dan metode Precise Point Positioning (PPP) digunakan untuk pengolahan raw data sehingga dihasilkan estimasi posisi harian berdasarkan data pengukuran dan koreksi-koreksi yang diperhitungkan. Posisi masing-masing stasiun direferensikan ke stasiun Denpasar yang dianggap stabil untuk mendapatkan pola deformasi lokal. Hasil displacement horizontal dan vertikal digunakan sebagai input dalam proses inversi menggunakan metode Neighborhood Algorithm (NA) pada perangkat lunak Volcanic and Seismic Source Modeling (VSM). VSM digunakan untuk mengestimasi suatu model sumber deformasi dengan parameter seperti lokasi, kedalaman, dan perubahan volume yang menghasilkan data kalkulasi displacement. Inversi NA merupakan inversi non-linear yang mencari kombinasi parameter sumber pada ruang model yang menghasilkan model dengan misfit terkecil. Model sumber deformasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu suatu point source. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola deformasi bervariasi antar periode. Meskipun bervariasi arah dan nilainya namun secara umum mengindikasikan pola deformasi yang sesuai dengan model sumber titik (point source). Analisis sumber deformasi melalui VSM mengidentifikasi sumber deformasi permukaan yang terlihat berasal dari kombinasi sistem magmatik dan sistem hidrotermal di area Gunung Agung dengan kedalaman yang bervariasi.