digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada area penambangan, baik tambang terbuka maupun bawah tanah, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang sangat penting. Untuk tambang terbuka, salah satu hal yang harus selalu diperhatikan adalah kestabilan lereng. Lereng pada tambang terbuka dipengaruhi oleh gaya-gaya penggerak dan gaya-gaya penahan. Apabila gaya penahan lereng lebih besar daripada gaya penggeraknya, maka lereng akan tetap stabil. Namun apabila gaya penggeraknya lebih besar daripada gaya penahannya, maka lereng tersebut tidak aman dan memungkinkan terjadinya longsor. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis untuk melihat kemungkinan terjadinya longsor. Dalam hal ini dilakukan analisis metode numerik menggunakan program komputer yang berbasis pada metode elemen distinct yang disebut Universal Distinct Elemen Code (UDEC). Penelitian dilakukan pada muka lereng highwall Pit Bisma, Satui, Kalimantan Selatan milik PT Arutmin Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perpindahan horizontal maksimum terjadi pada bagian terbawah (toe) lereng highwall. Nilai perpindahannya sebesar 0.19 meter. Perpindahan vertikal maksimum terjadi pada lokasi yang merupakan crest lereng dengan nilai sebesar 0,838 meter. Rata-rata tegangan prinsipal mayor (σ1) yang terjadi yaitu 766.6 kPa dan 328.5 kPa untuk tegangan prinsipal minor (σ3). Rata-rata tegangan horizontal (σxx) yang terjadi yaitu 520.4 kPa, sedangkan rata-rata tegangan vertikal (σyy) senilai 311.7 kPa. Nilai faktor keamanan cukup bervariasi dari 1.1 sampai 4.95. Pada bagian bawah lereng, terdapat beberapa titik dengan faktor keamanan relatif kecil. Hal ini memungkinkan terjadinya longsoran lokal pada bagian toe dan dapat mengganggu kestabilan lereng secara keseluruhan.