digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Syafitri Machmudah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Syafitri Machmudah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Syafitri Machmudah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Syafitri Machmudah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Syafitri Machmudah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Syafitri Machmudah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Dalam industri penambangan, ledakan debu batubara merupakan salah satu bahaya utama. Ledakan ini dapat terjadi jika lima elemen, yaitu bahan mudah terbakar, oksidator, dispersi partikel, sumber penyulut, dan ruang tertutup terpenuhi secara bersamaan. Minimum Explosible Concentration (MEC) merupakan parameter penting untuk menilai potensi ledakan debu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik dan peringkat debu batubara terhadap nilai MEC. Metode penelitian mencakup pengujian laboratorium menggunakan Explosion Chamber 20 L, serta pengumpulan data dari jurnal ilmiah bereputasi antara tahun 1991 sampai 2024. Analisis statistik menggunakan perangkat lunak Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) Student Version, yang melibatkan uji regresi linear, digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar variabel-variabel seperti moisture, volatile matter, ash, fixed carbon, calorific value, ignition energy, dan particle size terhadap MEC. Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa variabel dominan yang mempengaruhi MEC berbeda-beda untuk setiap peringkat batubara yaitu calorific value untuk anthracite, ash content untuk bituminous, dan ignition energy untuk subbituminous. Analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa model prediksi untuk batubara subbituminous cukup baik, dengan selisih persentase antara nilai prediksi dan aktual adalah 0,4% - 0,5%. Model prediksi untuk batubara bituminous menunjukkan kinerja baik pada kombinasi parameter: particle size, moisture, calorific value, dan ignition energy, dengan selisih persentase antara nilai prediksi dan aktual sebesar 17,5% - 50,5%. Sementara itu, model untuk batubara anthracite menunjukkan perbedaan antara nilai prediksi dan aktual hingga 16,7%