Kinerja adaptif pegawai memainkan peran penting dalam merespons dinamika dan kompleksitas birokrasi yang terus berkembang. Namun, tidak semua organisasi publik mampu membangun kinerja adaptif pegawainya secara optimal. Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat menghadapi tantangan serupa, di mana kinerja adaptif Aparatur Sipil Negara (ASN) belum optimal. Kondisi ini menunjukkan perlunya identifikasi faktor-faktor internal yang dapat mendorong perilaku adaptif di dalam organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor utama yang memengaruhi kinerja adaptif ASN. Secara khusus, penelitian ini berupaya menjawab pertanyaan: variabel apa saja yang berkontribusi secara signifikan dalam membentuk kinerja adaptif pegawai di lingkungan Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 260 ASN aktif. Pemilihan responden menggunakan teknik stratified random sampling agar mewakili setiap biro secara proporsional. Data yang terkumpul dianalisis dengan regresi linier berganda untuk melihat pengaruh masing-masing variabel, serta Importance Performance Analysis (IPA) untuk memetakan prioritas perbaikan. Proses analisis dibantu dengan perangkat lunak SPSS versi 27.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat variabel: dukungan organisasi yang dirasakan, spiritualitas di tempat kerja, penciptaan pekerjaan, dan organisasi pembelajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja adaptif. Di antara keempatnya, organisasi pembelajar memiliki memiliki efek signifikan terbesar. Sementara itu, variabel pemberdayaan manjerial tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Selain itu, hasil IPA juga menempatkan atribut kepemimpinan strategis dari variabel organisasi pembelajar sebagai prioritas utama untuk ditingkatkan.
Berdasarkan hasil dan pembahasan, beberapa langkah strategis dianjurkan, seperti memperkuat kemampuan belajar para pemimpin melalui program Strategic Learning Leadership (SLL), mengintegrasikan indikator belajar ke dalam sistem penilaian kinerja, dan mengembangkan program Coaching, Mentoring, dan Counseling (CMC) yang lebih terstruktur. Upaya-upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan budaya belajar, meningkatkan kinerja adaptif ASN, dan memperkuat nilai adaptif BerAKHLAK dalam menghadapi tantangan birokrasi di masa depan.
Perpustakaan Digital ITB