Kimia Farma merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia yang memfokuskan bisnisnya kepada penjualan produk obat generik. Perusahaan ini memutuskan untuk mengembangkan bisnisnya dengan memasuki pasar inhaler. Sebagai pemain baru dalam pasar ini, perusahaan harus memperhatikan berbagai aspek dalam pengembangan produk baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan dalam 2 aspek yaitu aspek pasar dan aspek keuangan. Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis business issue dengan pendekatan lingkungan internal dan eksternal. Analisis yang digunakan untuk pendekatan internal adalah PESTEL, Porter Five Force, and Competitor Analysis. Sedangkan analisis dengan pendekatan eksternal menggunakan company SWOT Analysis. Setelah itu, melakukan analisis kelayakan suatu produk dilihat dari segi finansial dan pemasaran. Analisis pasar menggunakan kualitatif deskriptif dengan menggunakan beberapa metode yaitu analisis Ansoff Matrix, Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP) dan Marketing Mix (4P). Analisis keuangan dihitung menggunakan metode capital budgeting menggunakan tiga parameter yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR) dan Payback Period (PP). Lalu dilakukan risk management analysis menggunakan sensistivity dan scenario analysis sehingga mendapatkan beberapa variabel yang dianggap perlu untuk tahap selanjutnya membuat worst-best case. Harapan setelah mendapatkan hasil dari perhitungan adalah pemberian rekomendasi terhadap perusahaan dan membuat rencana implementasi dari proyek.
Dari segi aspek pasar, berdasarkan ansoff matriks Kimia Farma disarankan untuk fokus pada pengembangan produk baru dengan market yang sudah ada serta fokus pada aspek Product, Price, Promotion, and Place (4P). Rekomendasi yang diberikan adalah dengan produksi produk Dry Powder Inhaler (DPI), perusahaan perlu melakukan pemasaran secara langsung. Hal ini ditinjau perlu untuk menambahkan awarness dan ilmu pengetahuan untuk konsumen. Pemasaran secara langsung dapat dilakukan dengan komunikasi langsung dengan tenaga medis (dokter) maupun secara langsung dengan advertensi yang dilakukan dengan mengandalkan apotek Kimia Farma yang sudah banyak tersebar di Indonesia. Lalu berdasarkan hasil analisis keuangan NPV yang di dapatkan bernilai positif, yaitu sebesar Rp. 26.464.642.361 dan IRR yang di dapatkan lebih besar dari nilai interest rate yang sebesar 7,26% yaitu sebesar 21,84%. Kemudian waktu pengembalian proyek ini selama 21 bulan. Hal ini dapat disimpulkan proyek ini layak secara keuangan. Kemudian terdapat 5 variabel yang harus diperhatikan oleh management Kimia Farma dalam pengembangan produk baru yaitu packaging material, direct labor, indirect labor, quantity sold and price per unit realization. Karena kelima variabel ini sangat mempengaruhi layak atau tidak layaknya suatu proyek.
Perpustakaan Digital ITB