Adopsi sistem fotovoltaik (PV) atap menjadi kunci percepatan transisi energi
terbarukan di kawasan berkembang. Namun, pola adopsi konsumen di kawasan
urban Indonesia masih kurang diteliti. Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang
memengaruhi niat adopsi PV atap menggunakan Perceived Value Model (PVM).
Analisis dilakukan dengan Structural Equation Modeling (SEM) terhadap 200
responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kinerja Energi Surya, Tren
Energi Terbarukan, dan Kesadaran Sosial-Lingkungan berpengaruh signifikan
terhadap persepsi manfaat. Sebaliknya, Perubahan Regulasi dan Biaya Investasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi risiko, dan persepsi risiko juga
tidak memengaruhi persepsi nilai. Motivasi Simbolik menjadi pendorong utama
dengan pengaruh langsung dan positif terhadap persepsi nilai. Temuan ini
mencerminkan pergeseran paradigma di mana faktor simbolik seperti status sosial
dan identitas lingkungan lebih dominan dibandingkan pertimbangan regulasi atau
biaya. Implikasi praktis menunjukkan perlunya pembuat kebijakan dan perusahaan
energi menonjolkan pesan-pesan simbolik dan aspiratif untuk mempercepat tingkat
adopsi. Studi ini berkontribusi pada pemahaman perilaku adopsi PV atap dalam
konteks urbanisasi pesat dan memberikan wawasan strategis untuk memperluas
solusi energi berkelanjutan di Indonesia.
Perpustakaan Digital ITB