Struktur Duo Rakai terletak di Lapangan RR yang merupakan bagian dari wilayah kerja Zona 4 yang dioperasikan oleh PT. Pertamina EP. Lapangan ini merupakan lapangan yang telah mengalami deplesi analisis tekanan reservoir. Pada tahun 2024 dan berlanjut pada rencana kerja tahun 2025 terdapat program kerja pengeboran sumur eksploitasi oleh SKK Migas dengan jumlah sumur yang cukup masif dengan jumlah sumur pada tahun 2024 yang telah selesai sesuai dengan Rencana Anggaran Kerja Perusahaan (RKAP) sekitar 65 sumur dengan realisasi 55 sumur selesai. Pada tahun 2025, Zona 4 diberikan kepercayaan untuk menyelesaikan pekerjaan pengeboran dengan rencana kerja sebanyak 85 sumur eksploitasi.
Faktor dinamis yang selalu ada dalam proses pengeboran adalah properties dari fluida pemboran yang memiliki fungsi yang sangat penting dan akan selalu berubah sesuai dengan kebutuhan formasi yang ditembus pada saat proses pemboran. Lumpur pemboran merupakan kendala pertama dalam setiap proses pemboran untuk menjaga kestabilan lubang bor. Kesalahan dalam pemilihan jenis lumpur pemboran, perawatan selama proses pemboran dan evaluasi akhir terhadap jenis lumpur yang dipilih untuk selanjutnya diaplikasikan pada lapisan struktur dan formasi akan berdampak langsung pada kondisi lubang bor dan akan menimbulkan permasalahan pemboran seperti kehilangan lumpur pemboran, pack off, differential pipe stuck atau mechanical pipe stuck dan akibat dari kesalahan tersebut akan menyebabkan potensi hilangnya hidrokarbon yang terbukti pada lapisan prospek tidak dapat diproduksikan ke permukaan sehingga pada akhirnya akan mengakibatkan hilangnya potensi cadangan yang diproduksi pada tahun berjalan dan akan berdampak pada cadangan devisa negara secara keseluruhan.
Pendekatan analisis yang digunakan dalam pemilihan jenis lumpur terstruktur diaplikasikan dengan mengintegrasikan diagram tulang ikan dan Kepner-Tregoe Problem Analysis (KTPA) untuk mendiagnosis penyebab permasalahan pada sumur pemboran yang disebabkan oleh fungsi lumpur pemboran yang diaplikasikan pada lokasi pemboran yang belum optimal. Process Hierarchy Analysis (AHP) merupakan suatu pendekatan yang akan digunakan untuk menilai seluruh alternatif agar dapat menghasilkan solusi berdasarkan tiga faktor pembahasan yaitu lumpur KCl-Polymer 5-7% berbasis air, lumpur Polyamine High Performance 1-3% berbasis air dan lumpur berbasis minyak. Dan hasil akhir perhitungan dengan menggunakan metode AHP dengan pilihan terbaik untuk mengatasi permasalahan kualitas fluida pemboran proyek adalah menggunakan lumpur HP-WBM 1-3% berbasis air dengan presentase sebesar 57,50%.
Perpustakaan Digital ITB