digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia menuntut penyediaan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang handal dan berkelanjutan. Namun, ketergantungan penuh terhadap jaringan PLN sebagai sumber energi utama berisiko menimbulkan beban puncak tambahan dan meningkatkan emisi karbon, terutama jika sumber listrik masih berbasis fosil. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi integrasi sistem energi terbarukan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan sistem penyimpanan energi baterai (BESS) sebagai sumber daya utama atau pendukung untuk SPKLU. Studi kasus difokuskan pada SPKLU di Rest Area 379A, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang memiliki potensi pemanfaatan energi surya cukup tinggi dan lahan yang memadai. Penelitian dimulai dengan desain teknis sistem PLTS menggunakan perangkat lunak PVsyst untuk menentukan potensi kapasitas maksimum terpasang berdasarkan luas lahan, intensitas iradiasi, dan parameter teknis sistem. Hasil desain awal dari PVsyst digunakan sebagai data masukan awal untuk simulasi kelayakan sistem hybrid menggunakan perangkat lunak HOMER Grid. Tiga skenario konfigurasi sistem dibandingkan: (1) SPKLU terhubung ke jaringan PLN dan PLTS (on-grid), (2) SPKLU dengan kombinasi jaringan PLN + PLTS + BESS (hybrid), dan (3) SPKLU off-grid dengan PLTS dan BESS sebagai satu-satunya sumber energi. Masing-masing skenario dianalisis dari sisi teknis (kemampuan suplai beban dan efisiensi sistem), ekonomi (Net Present Cost, LCOE, Payback Period, dan IRR), serta lingkungan (pengurangan emisi CO?). Hasil penelitian menunjukkan bahwa skenario 2 jaringan PLN + PLTS + BESS (hybrid) memberikan performa paling optimal dengan Net Present Cost sebesar Rp195 juta, Levelized Cost of Energy sebesar Rp2.022/kWh, dan Internal Rate of Return sebesar 9,0% dengan payback period sekitar 8,2 tahun. Meskipun skenario off-grid menghasilkan emisi terendah, sistem ini memiliki nilai LCOE tertinggi (Rp6.432/kWh), sehingga kurang layak secara ekonomi. Sebaliknya, skenario on- grid (PLN + PLTS) memiliki LCOE rendah tetapi tanpa pengurangan emisi dan ketergantungan penuh pada sumber listrik konvensional. Kebaruan dari penelitian ini terletak pada integrasi hasil simulasi PVsyst dan HOMER Grid yang secara komprehensif mengevaluasi sistem energi terbarukan untuk aplikasi SPKLU di iklim tropis. Pendekatan ini belum banyak dijumpai dalam penelitian sebelumnya di Indonesia, terutama yang mengkaji simultan aspek teknis, ekonomi, dan lingkungan secara mendalam. Penelitian ini memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan strategi pengoperasian SPKLU yang efisien, rendah emisi, dan ekonomis, sekaligus mendukung pencapaian target transisi energi dan Net Zero Emission nasional.