BAB 1 Indah Dwi Lestari
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Indah Dwi Lestari
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Indah Dwi Lestari
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Indah Dwi Lestari
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Indah Dwi Lestari
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Indah Dwi Lestari
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Permintaan global terhadap skandium (Sc) terus meningkat, terutama karena
aplikasinya yang krusial dalam paduan logam ringan dan elektrolit padat dalam
solid oxide fuell cell (SOFC). Namun, ketersediaannya di alam relatif terbatas dan
bergantung pada sumber sekunder, salah satunya bijih nikel limonit. Bijih limonit
merupakan salahsatu sumber potensial skandium dengan kadar Sc >50 g/t.
Distribusi dan assosiasi mineralogi Sc dalam bijih limonit masih terus dikaji.
Tantangan dalam proses ekstraksi dan pemurnian Sc dari bijih limonit timbul
terutama karena kemiripan sifat kimianya dengan ion trivalen seperti Fe3+ dan Al3+,
yang menyulitkan pemisahan logam-logam ini. Penelitian ini bertujuan untuk
memahami distribusi dan asosiasi mineralogi Sc dengan Fe, Al, dan Ni dalam bijih
limonit dan perilaku logam-logam ini pada proses pelindian bertekanan tinggi dan
pemurnian larutan hasil pelindian.
Sampel bijih limonit yang berasal dari daerah Morowali, Sulawesi Tengah,
dilakukan High Pressure Acid Leaching (HPAL) menggunakan asam sulfat pada
suhu 250 oC selama 1 jam untuk mendapatkan larutan hasil pelindian yang
mengandung Sc, Ni, Co terlarut, dan beberapa logam pengotor. Tahap selanjutnya
adalah presipitasi besi 2 tahap menggunakan Ca(OH)2 sebagai reagen presipitasi
pada variasi pH untuk mengendapkan logam pengotor. Konsentrasi Ni, Co, Al, dan
Sc terlarut dianalisis menggunakan Inductively Coupled Plasma-Mass
Spectrometry (ICP-MS). Sementara, konsentrasi Fe terlarut diukur menggunakan
Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Karakterisasi dilakukan terhadap residu
pelindian dan presipitat Fe-Al hidroksida menggunakan X-ray Diffraction (XRD),
Field Emission Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectroscopy
(FESEM-EDS), dan Electron Probe Micro Analyzer (EPMA).
Hasil percobaan menunjukkan bahwa Ni, Co, dan Sc berasosiasi dengan mineral
goetit dalam bijih limonit. Proses pelindian pada suhu 250 oC selama 1 jam
menghasilkan ekstraksi Ni = 91,2%, Co = 92,04%, dan Sc = 88,47%. Komponen
utama residu pelindian adalah hematit, dimana sebagian Ni, Co, dan Sc terdeteksi
dalam residu pelindian bersama hematit. Presipitasi Fe & Al tahap I pada pH 2,25,
suhu 90 °C selama 120 menit berhasil mengendapkan 92,60% Fe dengan
kehilangan Sc, Ni, dan Co yang minimal dalam presipitat. Presiptasi Fe & Al tahap
II pada pH = 3,5, suhu 60 oC, selama 180 menit dapat mengkonsentrasikan Sc dalam
presipitat hingga mencapai 334 g/t dengan efisiensi presipitasi = 86,71% disertai
ko-presipitasi Ni = 5.49%, dan Co = 4,69%. Karakterisasi presipitat Fe & Al tahap
II menunjukkan bahwa Sc dan Ni teradsorpsi pada permukaan amorf senyawa
aluminium hidroksida.
Perpustakaan Digital ITB